SIKKA, KOMPAS.com – Warga Kampung Borablupur di Dusun Klotong, Desa Bura Bekor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluh karena sudah puluhan tahun tanpa penerangan listrik.
Setiap malam warga kampung yang dihuni 58 kepala keluarga (KK) dengan total populasi 177 ini mengandalkan lampu minyak tanah untuk penerangan.
Baca juga: Bupati Sikka Minta ASN yang Ingin Maju sebagai Caleg Segera Undur Diri
Sementara beberapa rumah menggunakan lampu super ekstra hemat energi (sehen). Namun hanya bisa dipakai saat cuaca cerah, sebab sumber listriknya berasal dari tenaga surya atau matahari.
Warga setempat, Gervinus Moa (45) mengungkapkan, ketiadaan jaringan listrik membuat siswa sulit belajar saat malam hari.
Bahkan, mereka harus mendekatkan diri ke sumber cahaya. Dengan begitu para siswa bisa membaca dan menulis.
Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, Moa khawatir berdampak terhadap kesehatan anak-anak.
"Kalau pakai lampu minyak tanah pasti bisa kena mata. Asap lampu juga bisa masuk ke hidung anak-anak sehingga akan mengganggu kesehatan anak," ujar Moa saat dihubungi, Jumat (24/3/2023).
Ia berharap ada perhatian dari Pemkab Sikka dan PLN agar infrastruktur jaringan listrik menuju kampung itu bisa dibangun.
"Kami juga ingin merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat lainnya di Kabupaten Sikka ini," pintanya.
Penjabat Kepala Desa Bura Bekor Nolastus mengatakan, telah melaporkan ketiadaan jaringan listrik di Kampung Borablupur ke instansi terkait.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.