Raudha mengatakan, kendala yang dihadapi Bundo Kanduang secara organisasi melakukan sosialisasi Sumbang Duobaleh ini, jangkauannya yang terbatas.
Secara organisasi Bundo Kanduang tidak bisa masuk langsung menyosialisasikan ke tengah masyarakat dan kaum masing-masing.
Yang harus berperan, menurutnya, mande-mande sako di kaumnya. Mande-mande sako ini harus jadi bahan bagi ninik mamak dan kaum muda agar bisa sampaikan di masing-masing tempat.
Raudha menilai, keberadaan mande-mande sako ini sekarang justru seakan tidak ada. Nama ada, tapi tidak pernah eksis karena tidak pernah diberitahu hak dan kewajibannya.
“Mande-mande sako ini perempuan dalam kaumnya yang memiliki perhatian, waktu yang luang dan tanggung jawab terhadap nilai-nilai adat. Itu yang tidak ada sekarang,” ungkap Raudha.
Raudha mengungkapkan, setiap orang Minangkabau ada dua keluarga, yakni keluarga kaum dan keluarga inti hasil pernikahan.
Namun, sekarang menurutnya, keluarga sekarang ini hanya terpaku kepada keluarga inti saja, tidak masuk kepada keluarga kaum. Keluarga kaum dilibatkan hanya saat jelang pernikahan.
“Padahal keluarga inti ini harus berinteraksi dengan kaumnya. Makanya terjadi narkoba dan kekerasan seksual, karena orangtua sibuk kerja. Padahal, kalau keluarga dengan pola asuh bersama, ketika anak ditinggal, ada etek, nenek dan mamak yang mengawasinya,” tutur Raudha.
Raudha Thaib mengingatkan, di mana pun berada, perlu ditanamkan kalau anak-anak berbuat sesuatu apapun, harus pertimbangkan ibunya tidak akan sedih, ayahnya dan mamaknya tidak malu.
“Tiga hal ini saja yang harus ditanamkan kepada anak. Namun, sekarang sosok orang yang harus hadir dalam diri anak untuk menanamkan nilai ini tidak ada,” ujar Raudha.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Syaifullah mengatakan, tujuan kegiatan diskusi ini intinya penyamaan persepsi tentang adat dan budaya Minangkabau dari seluruh sisi kehidupan, baik dari kalangan pemangku adat dan juga pada generasi muda.
Sementara, Kepala Bidang Sejarah Adat Nilai-nilai Tradisi, Fadhli Junaidi mengatakan, Diskusi Bersama Tokoh Adat Sumatera Barat diikuti 100 peserta.
Terdiri dari rang mudo dan puti bungsu dari Sumbar, mamak kapalo warih dan mande sako dari nagari percontohan di 18 kabupaten kota, akademisi dan mahasiswa di Kota Padang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.