Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depan KSAU dan Kepala BKKBN, Gubernur NTT Tawarkan Kelor untuk Atasi Stunting

Kompas.com - 20/03/2023, 13:56 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, menyebutkan, salah satu cara untuk menekan angka stunting di wilayahnya adalah dengan mendorong konsumsi tanaman kelor.

Viktor menyampaikan hal tersebut saat memberikan sambutan dalam acara pencanangan pencegahan stunting nasional jajaran TNI Angkatan Udara dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di aula El Tari Kantor Gubernur NTT, Senin (20/3/2023).

Baca juga: Cerita Bayi yang Kakinya Melepuh Setelah Ikuti Program Pemeriksaan Stunting

Acara itu dihadiri Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo, Pangkoopsudnas Marsdya TNI Mohammad Tonny Harjono, Ketua DPRD Provinsi NTT Emi Nomleni, Pimpinan Forkopimda Provinsi NTT, Pejabat Wali Kota Kupang bersama sejumlah Bupati.

Ilustrasi daun kelor. PIXABAY/ISKANDAR AB RASHID Ilustrasi daun kelor.

Viktor mengatakan, kandungan nutrisi kelor lebih tinggi dari susu, pisang, jeruk, nanas dan wortel.

"Cukup minum satu cangkir teh kelor. Sudah cukup memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh," ujarnya.

Viktor mengeklaim, kelor adalah salah satu kekayaan yang dimiliki oleh wilayah NTT.

"Saya katakan bahwa nanti provinsi yang akan menjadi terkaya di Indonesia adalah NTT. Di seluruh Indonesia belum ada pohon ajaib. Pohon ajaib itu namanya kelor," ujar Viktor.

Baca juga: Istri Gubernur NTT Datangi SMA yang Masuk Pukul 05.30, Bagikan Makanan Berbahan Kelor Gratis Selama Sebulan

Viktor mengklaim, sebutan pohon ajaib tersebut juga diakui Organisasi Kesehatan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) World Health Organization (WHO).

Viktor mengatakan, ada dua penyebab masalah stunting di NTT yakni karena tidak cukup pengetahuan dan kekuatan ekonomi yang terbatas.

Sehingga melalui momen ini, dia meminta seluruh prajurit TNI AU di seluruh Indonesia dan pegawai BKKBN seluruh Indonesia, agar bisa ikut menggencarkan gerakan mengonsumsi makanan berbahan kelor buatan NTT.

Caranya kata Viktor, bekerja sama dengan sejumlah desa yang ada di NTT sebagai pemasok kelor.

"Karena itu saya mengharapkan gerakan untuk kita minum atau mengonsumsi kelor dalam setiap meja makan di seluruh Indonesia," ujar Viktor.

Menurut Viktor, jika itu dilakukan maka bukan hanya angka stunting yang diturunkan, tapi juga menekan angka kemiskinan.

"Saya yakin kalau prajurit TNI dan pegawai BKKBN seluruh Indonesia konsumsi kelor dari NTT, tidak hanya menurunkan stunting tapi rantai kemiskinan juga dipotong dengan cara budidaya kelor ini," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Regional
Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com