Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Periksa 8 Saksi Kasus Pembakaran Hotel di Lombok Timur

Kompas.com - 03/02/2023, 21:21 WIB
Idham Khalid,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Kepolisian Resor (Polres) Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), memeriksa delapan orang saksi terkait insiden pengrusakan hotel milik PT Temada Pumas Abadi di Desa Serewe, Kecamatan Jerowaru, yang terjadi pada Selasa (31/1/2023).

"Ada delapan saksi kita periksa, ada warga, pihak hotel, dan anggota kami yang berada di Polsek Jerowaru," kata Direskrimum Polda NTB Kombes Pol Teddy Ristiawan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (3/2/2023).

Baca juga: Camat Beberkan Alasan Warga Bakar Hotel di Lombok Timur, Kesal Pembangunan Tembok Tak Berjarak dengan Pantai

Teddy menyampaikan, kasus itu sedang dalam tahap penyelidikan. Pihaknya sedang fokus menemukan alat bukti dan unsur pidana dalam kasus tersebut.

"Kita masih berkonsentrasi untuk di tahap penyelidikan. Untuk tersangka masih belum ada. Kita kumpulkan alat bukti dulu," kata Teddy.

Baca juga: Hotel di Lombok Timur Dibakar Massa, Manajemen: Kalau Tak Direspons, Investor Lain Angkat Kaki

Teddy menerangkan, insiden massa yang merusak dan membakar hotel merupakan tindakan yang salah dan terancam pidana.

"Kalau masalah pengrusakan tetap salah. Merusak, membakar bangun ini tetap salah, karena H -1 itu ada ribut-ribut, sudah ditampung Pak Camat, kok malamnya warga malah terjadi pengrusakan," kata Teddy.

Camat Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Kamaruddin mengungkap alasan warga yang melakukan pengrusakan tembok dan berujung pembakaran hotel milik PT Temada Pumas Abadi pada Selasa (31/2/2023).

"Warga ini kesal karena pagar tembok yang dibangun oleh pihak hotel ini hampir tidak ada jarak dengan air pantai, terlebih saat air pasang. Sehingga, warga tidak mempunyai akses," kata Kamaruddin saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (3/2/2023)

Pengrukan pagar sudah beberapa kali dilakukan masyarakat, terutama saat menjelang event Bau Nyale.

"Sudah sering kalau pengrusakan tembok tahun-tahun sebelumnya, tapi rusaknya sedikit hanya untuk akses warga, tapi pagar dibangun lagi," kata Kamaruddin.

Kamaruddin menyebut, sebelum terjadi pembakaran, dirinya bersama Kapolsek dan Danramil sudah menemui massa dan mengimbau untuk tidak melakukan pengrusakan lagi. Namu, setelah pulang dari lokasi menemui massa itu, dirinya menerima insiden pembakaran hotel.

Menejer Hotel PT Pumas Abadi Surya Jaya meminta, kasus tersebut harus dituntaskan untuk mengembalikan kepercayaan investor yang ingin mengembangkan usaha di bidang pariwista.

“Kalua ini tidak ada respons dari Pemda setempat, baik keamanan dan kenyamanan, saya yakin tidak ada investor yang mau melirik Lombok Timur,” kata Surya dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (2/2/2023).

Menurut Surya, selama 7 tahun terakhir, beberapa permasalah kenyamanan dan keamanan dialami oleh pihak perusahaan, namun hal itu tidak pernah ditanggapi oleh pemerintah daerah ketika melaporkan persoalan itu.

“Kalau dengan kejadian ini tidak ada respons dari pihak kepolisian dan pemerintah, investor lain juga angkat kaki,” kata Surya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com