Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Maganol, Toko Layang-layang Legendaris yang Berdiri sejak 1970 di Kota Semarang

Kompas.com - 02/02/2023, 17:56 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Anak-anak kecil tampak bergantian memasuki toko kecil di tepi jalan MT Haryono, tepatnya, di Jalan MT Haryono Nomor 530, Jagalan, Kota Semarang.

Banner putih bertuliskan "Maganol" di depan toko yang tertiup angin, menandakan bahwa di situlah toko layang-layang tersebut berdiri.

Bukan sembarang toko, bangunan mungil nan sederhana ini merupakan salah satu toko legendaris yang menjual layang-layang, benang, dan pernak-perniknya dengan lengkap.

Baca juga: Kuliner Legendaris Soto Gempol Karawang, Harga, Alamat, dan Jam Buka

Bahkan, Toko Maganol sudah berdiri lebih dari setengah abad lalu, sekitar 1970 silam.

Hal tersebut disampaikan oleh generasi kedua pemilik Toko Maganol, Mulyono Sentoso.

Dirinya menuturkan, toko ini memiliki sejarah yang erat dengan dampak peristiwa pertumpahan darah 1965 silam.

Dulunya, orangtua Mulyono merupakan pengajar pelajaran Bahasa Indonesia di sebuah sekolah Mandarin di Semarang. Akibat peristiwa G30S PKI tahun 1965, seluruh sekolah terpaksa tutup. Akhirnya, kedua orangtuanya memilih banting setir menjadi wirausaha.

"Berganti ke wiraswasta itu, salah satu barang yang dijual yaitu benang gelasan dan layang-layang. Sampai akhirnya bisa berkembang hingga sekarang," tutur Mulyono saat ditemui Kompas.com di tokonya, Kamis (2/2/2023).

Dalam perjalanannya, imbuh Mulyono, satu-satunya yang dipertahankan Toko Maganol dalam menjualkan layang-layang dan pernak-perniknya, yaitu pada segi kualitas.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Bakpia, Oleh-oleh Legendaris dari Yogyakarta

Menurut dia, kualitas barang yang bagus lah yang menjadikan Toko Maganol bisa bertahan hingga saat ini.

Di samping itu, Mulyono menyebut, ada makna dibalik nama Toko Maganol. Yaitu diambil dari singkatan alamat toko.

"Mengapa dinamai Maganol karena diambil dari penyebutan nomor rumah ini. Alamatnya di daerah Mataram MT Haryono, nomor 530. Oleh orangtua saya disingkat Ma itu lima, Ga itu tiga, dan Nol," jelas dia.

Mulyono menjualkan beragam layang-layang, benang gelasan, hingga permainan tradisional lainnya.

Uniknya, seluruh layang-layang yang dijual di Toko Maganol ini terdapat tulisan angka "530".

Begitu pula benang gelasannya, Mulyono memiliki produk khas Maganol yang diberi nama Hiu, Pinokio, Paus, hingga Lumba-lumba.

Baca juga: Akibat Gas Bocor, Warung Ronde Legendaris di Salatiga Terbakar

Dengan demikian, harga barang yang dipasarkan juga beragam. Untuk layang-layang biasa, Mulyono memberi kisaran harga dari Rp 600 hingga Rp 2.000. Sedangkan layang-layang hias, diberi harga Rp 20.000 hingga Rp 150.000.

"Kalau layang-layang biasa, ada yang Rp 2.000 dapat 3. Beda lagi harga benangnya. Kalau benang gelasan yang kecil itu antara Rp 500 sampai Rp 700. Ada juga yang besar sampai harga Rp 250.000," tutur pria kelahiran Semarang itu.

Lebih jelas Mulyono mengatakan, meski zaman sekarang sudah didominasi oleh perkembangan teknologi, peminat layang-layang masih tetap bertahan.

Hanya saja, peminat tersebut bergantung pada musim yang sedang terjadi.

"Biasanya bulan-bulan ini sudah musimnya layang-layang. Kalau sudah waktunya, saya pasti mendatangkan dalam jumlah yang cukup besar untuk persediaan," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com