Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Kisah Agus Falahudin, Penyintas Gempa Cianjur yang Gotong Royong Bangun Huntara

Kompas.com - 26/01/2023, 12:37 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Untuk diketahui, Huntara Bunga adalah hunian percontohan yang mengusung konsep recycle house atau dibangun dari sisa-sisa puing rumah yang rusak akibat gempa.

Hunian yang dibantu dibangun oleh Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dilengkapi dengan bahan-bahan material baru hingga bisa berdiri tegak.

Huntara Bunga terdiri dari dua ruang kamar tidur, satu ruang tamu, dan satu teras dengan luas mencapai 7 x 5 meter (m) persegi.

Keunikan dari Huntara Bunga adalah dari aspek pemberdayaan. Jadi DMC Dompet Dhuafa dan Recycle House Program (RHP) hanya menyosialisasikan tata cara pembangunan hunian.

Masyarakat akan mendapatkan ilmu tentang pembangunan huntara dan segala bahan dasar serta ukuran yang tepat dalam membangun hunian yang aman dan nyaman.

Salah seorang penyintas gempa Cianjur dari Kampung Pangkalan, Agus Falahudin mengaku terharu karena sudah pasrah tidak akan punya rumah lagi.

Baca juga: 151 Huntap Tahap II Dibangun untuk Warga Terdampak Gempa Cianjur

Dari tenda ke huntara

Lebih lanjut, Agus menceritakan pengalamannya merasakan gempa bumi dan hidup di tenda sementara bersama keluarga dalam dua bulan ini.

“Dahulu saya melihat gempa bumi seperti ini hanya di televisi saja, tapi sekarang gempa bumi terjadi di tempat saya sendiri. Apakah ini kehendak Tuhan atau azab bagi saya sendiri. Saya sampai menangis melihat kondisi sekitar,” katanya.

Sebelumnya, Agus bersama istri dan kedua anaknya menetap di tenda yang telah disediakan secara kolektif dari pihak RT.

Namun, dia dan keluarganya memutuskan untuk mendirikan tenda sementara pribadi yang dihuni istri, kedua anak, dan mertuanya.

Agus memilih untuk mendirikan tenda sementara demi keselamatan dan kenyamanan keluarga. Saat ini, ia tinggal tinggal di tenda sementara dengan luas sekitar dari 1 x 4 m.

Baca juga: Lewat Sekolah Ceria, Dompet Dhuafa Bantu Pulihkan Semangat Guru di Cianjur

“Tinggal di tenda milik RT. Dua tenda pleton, ada yang sebelah barat dan timur. Saat di tenda saya melihat kondisi tenda ketika hujan. Di satu sisi saya tidur beralaskan tikar di tanah, belum ada pallet seperti sekarang,” ujarnya.

Saat melihat anak-anak dan balita menangis, akhirnya dia berpikir memiliki tenda sendiri untuk satu keluarganya.

“Tidur di tenda pasti kedinginan. Saya melihat anak kedinginan juga, hati saya jadi sakit melihatnya. Tapi yang penting saya sudah selamat, alhamdulillah diberikan kesehatan,”paparnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com