Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah ASF, Pemkab Nagekeo Tolak Bantuan Babi dari Kementan

Kompas.com - 24/01/2023, 23:21 WIB
Nansianus Taris,
Krisiandi

Tim Redaksi

NAGEKEO, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Nagekeo Nusa Tenggara Timur (NTT) menolak bantuan ternak babi dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. 

 

Penolakan itu untuk mencegah masuknya virus african swine fever (ASF). Apalagi, saat ini ada ratusan babi yang mati mendadak di NTT.

“Pekan lalu, saya sampaikan melalui zoom meeting, untuk saat ini kami menolak bantuan babi untuk mencegah masuknya ASF ke Nagekeo," ujar Kepala Dinas Peternakan Nagekeo Klementina Dawo, saat dihubungi, Selasa (24/1/2023) malam.

Baca juga: Ternak Babi yang Mati Mendadak di Kupang Bertambah Menjadi 73 Ekor

Ia mengatakan, Kabupaten Nagekeo mendapat jatah bantuan 25 ternak babi yang disalurkan melalui Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Denpasar.

Bantuan tersebut, lanjut dia, rencananya disalurkan kepada satu kelompok orang muda di Kelurahan Danga, Kecamatan Aesesa.

"Ternak babi bantuan Kementan itu diadakan dan ditampung di Kupang disebut positif terkonfirmasi virus ASF. Realisasi pendistirbusian sebenarnya dijadwalkan pada 31 Desember 2022. Tapi dibatalkan karena tidak ada akses transportasi dari Kupang," ungkap dia.

Ia menegaskan, pihaknya memutuskan tidak menerima bantuan ternak babi tersebut karena beberapa kabupaten di NTT sudah terpampang virus ASF.

“Kita menolak untuk menyelamatkan ribuan ternak babi lokal kita di Nagekeo ini,” katanya.

Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Nagekeo kini memperketat pengawasan keluar masuk ternak, termasuk makanan hasil olahan dari babi.

"Kita juga sudah keluarkan pengumuman dan imbaun kepada masyarakat agar tetap waspada dan menerapkan biosecurity kandang ternak babi," imbuhnya.

Baca juga: Balai Karantina Pertanian Sebut Ternak Babi yang Mati di Flores Timur dan Sikka Berasal dari Kupang

Sebelumnya, Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur melaporkan, sejak Desember 2023 hingga Senin (23/1/2023), sebanyak 233 ekor babi di NTT mati mendadak.

Data tersebut terkumpul dari laporan peternak babi di provinsi tersebut.

“Data yang kami terima sudah ada 233 ekor babi di wilayah NTT ini yang dilaporkan mati mendadak oleh para peternak babi,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Provinsi NTT Melky Angsar, seperti ditulis Antara, Senin. Dari jumlah tersebut, beberapa ekor mati akibat ASF.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com