KUPANG, KOMPAS.com - Pihak Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebut ternak babi yang mati mendadak di Kabupaten Flores Timur berasal dari Kabupaten Kupang.
Hal itu disampaikan Kepala Balai Karantina Pertanian kelas I Kupang, NTT, Yulius Umbu Hunggar, kepada sejumlah wartawan di Kupang, Selasa (24/1/2023).
"Puluhan ternak yang mati itu, berasal dari wilayah Kupang bukan dari Bali," ujar Yulius.
Baca juga: Ternak Babi yang Mati Mendadak di Kupang Bertambah Menjadi 73 Ekor
Yulius menjelaskan, pada akhir tahun 2022 lalu pemerintah pusat melakukan pengadaan 300 babi di sejumlah wilayah NTT.
Ratusan ekor babi itu berasal dari Kabupaten Kupang. Khusus untuk Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka, masing-masing mendapat jatah 50 ekor.
Sebelum didistribusikan lanjut Yulius, semua babi menjalani tes di Laboratorium Kesehatan Hewan Oesapa, Kota Kupang.
"Hasilnya negatif. Kemudian, ada masa karantina selama 14 hari," ujar dia.
Menurut Yulius, bila terjadi wabah di dua Kabupaten itu, karena pada 2020, di dua Kabupaten itu pernah terjadi wabah African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.
Kemudian, pada tahun 2021 dan 2022, wabah itu semakin mereda.
Baca juga: 30 Ekor Babi Ternak di Flores Timur Mati Mendadak, 1 Positif ASF
"Hingga saat ini AFS belum bebas, tapi statusnya endemik dan bila ada kasus saat ini sifatnya sporadis di kabupaten tertentu, kecamatan tertentu dan desa tertentu dan kandang tertentu," ungkap dia
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.