Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Lekang oleh Zaman, Bertahan dalam Pandemi, 37 Tahun Sanggar Prigel Purworejo Rawat dan Kembangkan Berbagai Tarian Daerah

Kompas.com - 21/12/2022, 17:27 WIB
Bayu Apriliano,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Sanggar Tari Prigel memang sudah cukup lama berdiri, Namun sanggar tak pernah berhenti menjaga dan merawat kesenian tari di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Berdiri sejak 1985 menjadikan Sanggar Tari Prigel sebagai sanggar tari tertua di Purworejo yang sanggup bertahan dalam gempuran zaman modern ini. Berkat sanggar ini, berbagai tarian daerah bisa lestari dan tidak punah bahkan bisa terus berkembang hingga sekarang.

Pengelola Sanggar Tari Prigel, Melania Sinaring Putri menyampaikan, sanggar ini didirikan oleh ibundanya, F Untariningsih pada 20 Mei 1985. Sanggar ini didirikan karena kecintaan Untariningsih terhadap kesenian tari.

Baca juga: Pemilik Sanggar Tari yang Cabuli 9 Muridnya di Bengkayang Kalbar Terancam Dikebiri

Dalam perkembangannya, Sanggar Tari Prigel terus melakukan inovasi dan transformasi mengikuti perkembangan zaman. Namun, prinsip tetap dipegang kuat, yakni asah asih dan asuh sehingga Prigel tidak hanya sekadar melatih anak untuk menjadi seorang penari.

“Tarian yang dipelajari di Prigel terdiri atas beragam jenis, baik klasik maupun kreasi. Setiap tahun tidak selalu sama. Namun, dari sekian jenis tarian, Dolalak kami utamakan, karena menjadi ikon Purworejo,” sebutnya pada Rabu (21/12/2022).

Sejumlah jenis tari dipelajari ratusan anak-anak di sanggar ini di antaranya Tari Meong, Rampak, Dolalak Yao Yae, Puspita, Bondan Tani, Manipuri, Sesonderan, dan Lengger Lenggasor.

Setiap tahun, Sanggar Tari Prigel juga membuka pendaftaran peserta didik baru, untuk mengajarkan anak-anak generasi milenial tentang seluk beluk tari. Mereka di didik untuk merawat dan mengembangkan tari ditengah gempuran modernisasi zaman.

“Setelah evaluasi ini kami akan kembali membuka pendaftaran siswa baru, baik putra maupun putri, mulai bulan Januari hingga Maret 2023," kata Melania.

Melania bercerita, tantangan terbesar Sanggar Tari Prigel adalah pandemi Covid-19 yang hampir mematikan sanggar yang sudah 37 tahun berdiri ini. Dalam pandemi Covid-19 selama 2 tahun sanggar miliknya sepi dari pementasan yang berimbas pada menurunnya minat tari anak didiknya.

Baca juga: Kisah Pelukis di Karawang Bangun Sanggar Seni dengan Uang Seadanya, Terbuka Bagi Siapapun yang Ingin Berkesenian

"Harapannya anak-anak yang kemarin sempat vakum bisa kembali aktif berlatih seiring dengan membaiknya situasi pandemi saat ini,” kata dia.

Untuk membangkitkan semangat anak didiknya, saat ini ia tengah menggelar Evaluasi dan Pagelaran Tari 2022 di Ganesha Convention Hall Purworejo.

Sebanyak 126 siswa ia fasilitasi untuk tampil di depan khalayak umum menampilkan berbagai tarian daerah, khususnya Dolalak.

Anak-anak yang ditampilkan dalam gelaran seni ini adalah anak didiknya yang berhasil melewati masa-masa pandemi Covid-19 dengan tetap aktif menjalankan pelatihan menari di Sanggar Tari Prigel Purworejo, Jawa Tengah.

Pageleran berlangsung semarak sejak siang hingga sore pada Rabu (21/12/2022) dengan disaksikan ratusan pecinta tari serta orangtua siswa. Dalam kesempatan itu, orangtua juga dilibatkan secara langsung dengan membuka sejumlah stand kuliner dan produk UMKM di sekitar gedung.

Baca juga: Kunjungi Sanggar Baca di Perbatasan RI-PNG, Wakapolda Papua Ajak Anak-anak Semangat Belajar

Melania Sinaring Putri, menyebut bahwa evaluasi dan pagelaran tari merupakan ajang tahunan yang dihelat untuk mengetahui tingkat penguasaan dan keberhasilan siswa dalam menempuh pelatihan selama satu tahun terakhir. Mereka terbagi dalam 17 kelompok penyaji tari daerah.

Mrlania mengatakan, pada situasi normal, setiap tahunnya jumlah siswa yang mengikuti pelatihan rutin hingga ujian atau evaluasi di Sanggar Tari Prigel mencapai 200 anak lebih, mulai usia anak-anak hingga remaja.

“Situasi pandemi sekitar 2 tahun terakhir ini memang memaksa banyak siswa tidak bisa aktif latihan rutin. Jadi, mereka yang mampu bertahan dan ikut evaluasi hari ini merupakan siswa-siswa pilihan,” sebutnya.

Melania mengungkapkan bahwa evaluasi berkonsep pagelaran sekaligus menjadi media hiburan dan apresiasi bagi masyarakat Purworejo. Ajang ini memberikan kesempatan kepada anak untuk berekspresi dan berapresiasi.

“Sementara bagi para orang tua ini menjadi kesempatan untuk mengetahui pencapaian anaknya,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com