Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Peserta Tewas, Ketua Panitia Tarik Tambang IKA Unhas Nyatakan Siap Bertanggung Jawab

Kompas.com - 21/12/2022, 14:22 WIB
Hendra Cipto,
Khairina

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Panitia lomba tarik tambang yang diselenggarakan Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) Sulawesi Selatan dan menewaskan 1 peserta mengaku siap bertanggung jawab.

Ajang itu rencananya akan memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) melibatkan 5.000 peserta. Selain 1 orang peserta meninggal dunia, belasan peserta lainnya mengalami luka-luka.

Baca juga: Terungkap, Tarik Tambang Belum Dimulai, tetapi Tali Putus Menjerat Korban hingga Terpental

Hal tersebut diungkapkan Ketua Panitia Lomba Tarik Tambang IKA Unhas Rahmansyah kepada wartawan, Rabu (21/12/2022).

Menurut Wakil Ketua V IKA Unhas Sulsel ini,  tarik tambang telah memecahkan rekor MURI dengan panjang tambang 1540 meter dengan 5000 peserta dan panjang lintasan 1600 meter di sepanjang Jl Jendral Sudirman - Jl Ratulangi.

Kegiatan itu dalam rangkaian acara pelantikan pengurus wilayah IKA Unhas Sulsel.

"Pencapaian rekor MURI tali terpanjang dan peserta terbanyak sudah tercatatkan pada MURI sebagai satu sejarah di awal kerja IKA Unhas Sulsel," katanya.

Baca juga: IKA Unhas Beri Beasiswa ke Anak Korban Meninggal Insiden Tarik Tambang

Fakta lain adanya korban meninggal dunia dan luka-luka, Rahmansyah menuturkan sebagai bagian yang terjadi masih dalam suasana tarik tambang, terjadi sesaat setelah acara dinyatakan selesai.

"Bahwa segala yang terjadi adalah skenario Allah Yang Maha Kuasa. Saya tidak punya kekuatan melawan kuasanya. Saya butuh doa dan support dari kita semua," ucapnya.

Rahmansyah secara pribadi dan keluarga, sebagai pengurus IKA Unhas Sulsel dan lebih khusus selaku ketua panitia tarik tambang  menyampaikan permohonan maaf yang setulus tulusnya kepada keluarga korban, pihak Unhas, pengurus IKA dan semua pihak yang dirugikan karena kejadian ini.

"Kepada siapapun yang memberi penguatan dan pujian, saya haturkan terima kasih dan saya akan jadikan bahan untuk tidak lupa diri. Demikian juga bagi kita semua yang cenderung menyalahkan dan bahkan memaki saya dan penyelenggara, sedikit pun saya tidak terganggu dan akan menjadikannya pelajaran yang sangat berharga. Orangtua saya mengajarkan saya angkana teako aggauki punna teako nicalla. Saya akan kuat dan terus berbuat untuk IKA Unhas sekaligus memperbaiki diri dalam tindakan," tuturnya.

"Tabe' ini musibah dan bukan panggung politik sehingga tidak elok kalau diseret dan dimanfaatkan secara politik," tambahnya.

Selama empat hari ini, Rahmansyah mengungkapkan dirinya dan teman-teman yang terkait dengan tarik tambang menjalani pemeriksaan di kepolisian.

"Sangat maraton dan saya bangga pada jajaran polisi yang memeriksa dengan cepat dan profesional untuk segera mengungkap segala hal terkait musibah ini," ungkapnya.

Rahmansyah mengajak dan mohon bantuan semua pihak untuk mendoakan korban dalam musibah ini. Dia juga meminta doa agar dirinya bersama penyelenggara bisa menghadapi cobaan ini.

"Ayo hentikan debat di medsos dan grup WhatsApp Unhas. Kita jaga perasaan korban dan saya kira bukan tempatnya IKA Unhas berdebat dan saling menyudutkan. Kalau kita kuat, saatnya saling menguatkan," harapnya.

Kalau dalam prosesnya secara hukum diputuskan bahwa dirinya lah yang paling bertanggung jawab, maka dengan segala keterbatasan, Rahmansyah nyatakan siap untuk bertanggung jawab.

"Sebagai ketua pantia tarik tambang, maka posisi saya ibarat pelatih bola yang akan disanjung jika menang dalam pertandingan dan sebaliknya akan dihujat saat kalah. Semuanya akan terima dengan riang gembira sekaligus pasrah pada takdirnya, karena saya yakin di baliknya ada rencana Allah yang lebih baik," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Regional
Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Regional
Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com