Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Batam, 10 Tahun Bergadang demi Air Bersih

Kompas.com - 08/11/2022, 09:32 WIB
Hadi Maulana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

BATAM, KOMPAS.com – Ratusan warga Perumahan Putra Jaya, Tanjunguncang, berunjuk rasa di depan Kantor BP Batam. Mereka mengeluhkan sulitnya air bersih

Salah satu warga, Andre mengatakan, selama 10 tahun ia dan warga lainnya bergadang setiap malam untuk menampung air bersih. 

Tak tanggung-tanggung, waktunya bisa dari jam 12 malam hingga jam 4 Subuh. Apalagi akhir-akhir ini, suplai air semakin tidak lancar. 

Baca juga: Air Surut, Korban Banjir Cianjur Kesulitan Air Bersih

“Tidak saya saja, anak saya juga ikut bergadang, dari jam 12 malam sampai jam empat subuh hanya untuk mengisi air bersih,” ujar Andre ditemui di Sekupang, Selasa (8/11/2022).

Warga lain, Trisno, menceritakan hal serupa. Bertahun-tahun ia harus tetap terjaga pada dini hari, demi menampung air bersih.

“Selama 10 tahun, saya harus bangun di antara pukul 00.00-04.00 WIB, hanya untuk menampung air bersih. Dan selama 10 tahun ini juga, BP Batam selalu berjanji akan memperbaiki hal ini,” cerita Trisno.

Baca juga: Cerita Warga Sungai Hanyaan Jayapura Kesulitan Air Bersih, Terpaksa Tampung Tetesan dari Pipa di Jembatan

Walau telah merasakan hal yang sama sejak operator sebelumnya, namun permasalahan air bersih bagi warga semakin parah sejak dipegang PT Moya. 

”Permasalahan air tidak mengalir 24 jam penuh sudah kami rasakan sejak lama. Namun saat ini semakin parah, nyala hanya empat jam saja dan terkadang kualitasnya kotor,” ungkap Trisno.

Sebagai gantinya, warga perumahan diberikan mobil tangki air, dan Trisno hanya mendapat jatah dua ember. 

"Untuk mandikan anak saya pun, kurang dua ember. Dari zaman ATB sampai ke Moya (pengusaha pengelola air), kami sering demo. Dua hari lancar setelah demo, abis itu mati lagi," jelas Trisno.

 

Padahal kurang lebih 10 tahun warga Tanjunguncang tersebut kurang menikmati air bersih selama 24 jam.

Sementara itu, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi hanya dapat menjanjikan penyelesaian masalah air di Perumahan Putera Jaya Tanjung Uncang.

“Saya tidak mungkin main-main. Janji adalah hutang yang harus saya selesaikan. Kami serius ingin menyelesaikan masalah ini,” kata Rudi.

Rudi menjelaskan, pihaknya sedang mengupayakan dua solusi untuk mengatasi permasalahan itu. Sebab kondisi pipa saluran air di Batam menghawatirkan karena berusia 25 tahun.

“Saat ini kami sedang mengupayakan perbaikan dan pembangunan Water Treatment Plan (WTP) baru menambah produksi air di Batam. Untuk perbaikan WTP membutuhkan waktu hingga empat bulan, sedangkan untuk penambahan WTP memakan waktu hingga delapan bulan,” jelas Rudi.

Rudi juga mengaku telah memerintahkan PT Moya untuk memasok air secara rutin pada warga.

"Kalau tidak ada halangan, satu Juli atau Juni rampung, sudah kami anggarakan dan sedang kami upayakan penyelesaiannya,” pungkas Rudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com