Salin Artikel

Cerita Warga Batam, 10 Tahun Bergadang demi Air Bersih

BATAM, KOMPAS.com – Ratusan warga Perumahan Putra Jaya, Tanjunguncang, berunjuk rasa di depan Kantor BP Batam. Mereka mengeluhkan sulitnya air bersih. 

Salah satu warga, Andre mengatakan, selama 10 tahun ia dan warga lainnya bergadang setiap malam untuk menampung air bersih. 

Tak tanggung-tanggung, waktunya bisa dari jam 12 malam hingga jam 4 Subuh. Apalagi akhir-akhir ini, suplai air semakin tidak lancar. 

“Tidak saya saja, anak saya juga ikut bergadang, dari jam 12 malam sampai jam empat subuh hanya untuk mengisi air bersih,” ujar Andre ditemui di Sekupang, Selasa (8/11/2022).

Warga lain, Trisno, menceritakan hal serupa. Bertahun-tahun ia harus tetap terjaga pada dini hari, demi menampung air bersih.

“Selama 10 tahun, saya harus bangun di antara pukul 00.00-04.00 WIB, hanya untuk menampung air bersih. Dan selama 10 tahun ini juga, BP Batam selalu berjanji akan memperbaiki hal ini,” cerita Trisno.

Walau telah merasakan hal yang sama sejak operator sebelumnya, namun permasalahan air bersih bagi warga semakin parah sejak dipegang PT Moya. 

”Permasalahan air tidak mengalir 24 jam penuh sudah kami rasakan sejak lama. Namun saat ini semakin parah, nyala hanya empat jam saja dan terkadang kualitasnya kotor,” ungkap Trisno.

Sebagai gantinya, warga perumahan diberikan mobil tangki air, dan Trisno hanya mendapat jatah dua ember. 

"Untuk mandikan anak saya pun, kurang dua ember. Dari zaman ATB sampai ke Moya (pengusaha pengelola air), kami sering demo. Dua hari lancar setelah demo, abis itu mati lagi," jelas Trisno.

Padahal kurang lebih 10 tahun warga Tanjunguncang tersebut kurang menikmati air bersih selama 24 jam.

Sementara itu, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi hanya dapat menjanjikan penyelesaian masalah air di Perumahan Putera Jaya Tanjung Uncang.

“Saya tidak mungkin main-main. Janji adalah hutang yang harus saya selesaikan. Kami serius ingin menyelesaikan masalah ini,” kata Rudi.

Rudi menjelaskan, pihaknya sedang mengupayakan dua solusi untuk mengatasi permasalahan itu. Sebab kondisi pipa saluran air di Batam menghawatirkan karena berusia 25 tahun.

“Saat ini kami sedang mengupayakan perbaikan dan pembangunan Water Treatment Plan (WTP) baru menambah produksi air di Batam. Untuk perbaikan WTP membutuhkan waktu hingga empat bulan, sedangkan untuk penambahan WTP memakan waktu hingga delapan bulan,” jelas Rudi.

Rudi juga mengaku telah memerintahkan PT Moya untuk memasok air secara rutin pada warga.

"Kalau tidak ada halangan, satu Juli atau Juni rampung, sudah kami anggarakan dan sedang kami upayakan penyelesaiannya,” pungkas Rudi.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/08/093245978/cerita-warga-batam-10-tahun-bergadang-demi-air-bersih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke