Kepala SD YPK Diaspora Ruth Lois Peny membenarkan bahwa banyak anak di Kampung Baburia yang tidak mengenyam pendidikan di sekolah karena sulitnya akses, baik itu lokasi yang jauh dan jembatan putus di Dusun Telaga.
“Ada sekitar 5-10 anak-anak yang bersekolah dari Dusun Baburia Gunung. Dan ada sekitar 3 orang anak-anak yang berasal dari Dusun Telaga yang sekolah, mereka menumpang tinggal bersama kelurganya di Dusun Barito,” jelasnya saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Jumat (21/10/2022).
“Ada juga yang lebih jauh, yaitu dari Dusun Sarmi. Dari dusun ini lebih jauh dari Baburia Gunung. Ada sekitar 10 anak yang sekolah di SD YPK Baburia,” tambahnya.
Dia mengatakan, sebenarnya ada akses jalan raya ke sekolah. Namun jalan tersebut berisi batu, kerikil, dan berlubang.
“Bahkan kami guru juga kalau ke sekolah menggunakan motor sangat susah, sebab harus melewati batu, kerikil dan jalan yang berlubang, tetapi kami tetap melaksanakan tugas,” tuturnya.
Baca juga: Perjuangan Siswa SD di Pedalaman Ende, Berjalan Menembus Hutan Tanpa Alas Kaki ke Sekolah
Proses belajar mengajar di SD YPK Diaspora dimulai pukul 7.30 WIT dan berakhir pukul 12.10 WIT. Sekolah yang dipimpin Ruth hanya ada tujuh orang, terdiri dari kepala sekolah, guru agama satu orang, guru penjaskes satu orang, dan empat guru kelas.
“Sebetulnya guru kami kurang juga, padahal anak-anak yang bersekolah di sini tergolong cukup banyak, dari kelas I sampai kelas VI ada 62 siswa,” katanya.
Tak hanya itu, ruangan kelas juga terbatas. Sebab pihak sekolah selama ini hanya menggunakan 4 kelas dan dibantu oleh 2 kelas lainnya yang merupakan rumah guru yang dialihfungsikan sebagai ruang kelas untuk pembelajaran selama ini di sekolah.
Ruth berharap, kedepan adanya bantuan untuk penambahan ruangan kelas dan guru, sehingga proses belajar mengajar yang dilakukan selama ini di SD YPK Diaspora Baburia bisa berjalan dengan efektif, efesien, guna membangun sumber daya manusia (SDM) bagi generasi muda yang ada di Kampung Baburia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.