Jarak yang jauh antar dusun ke sekolah membuat puluhan anak tidak bisa menempuh pendidikan.
"Sekitar 20-an anak di Dusun Baburia Gunung tidak bisa sekolah karena jarak dusun ke sekolah yang sangat jauh," kata Batias.
"Hanya ada lima siswa yang saya temukan sekolah. Mereka sehari-hari harus berjalan kaki dari dusunnya ke sekolah dan sebaliknya pulang dari sekolah ke dusunnya."
Selain Dusun Baburia Gunung, anak-anak yang tinggal di Dusun Telaga juga banyak yang tidak bersekolah karena jarak yang jauh.
Terlebih, jembatan penghubung yang selama ini digunakan warga Dusun Telaga untuk menyeberang ke Dusun Barito putus.
Sementara anak-anak yang tinggal di Dusun TMM kebanyakan memilih bersekolah di Arso I karena jarak sekolah yang lebih dekat dibanding SD YPK Diaspora.
"Anak-anak sekolah yang ada di Dusun TMM semunya bersekolah di Arso I, Kabupaten Keerom, karena perjalanannya lebih dekat, daripada harus sekolah di Dusun Barito, Kampung Baburia yang jaraknya jauh,” ucap Batias yang bertugas di Polres Jayawijaya sejak tahun 2008 itu.
Karena itulah, siswa SD YPK Diaspora sebagian besar berasal dari Dusun Barito dan Dusun Pabrik Kelapa Sawit Lama yang jarak untuk pergi ke sekolah lebih dekat dibanding dusun lainnya.