Salin Artikel

Perjuangan Siswa SD di Keerom, Setiap Hari Berjalan Kaki Berjam-jam Pulang Pergi ke Sekolah

KEEROM, KOMPAS.com - Sulitnya mengenyam pendidikan masih begitu dirasakan sebagian anak-anak Indonesia, termasuk anak-anak yang tinggal di Kampung Baburia yang ada di Distrik Arso Barat, Kabupaten Keerom, Papua.

Kampung Baburia memiliki enam dusun, yakni Dusun Barito, Dusun Sarmi, Dusun Pabrik Kelapa Sawit Lama, Dusun Transmigrasi Masyarakat Mandiri (TMM), Dusun Baburia Gunung, dan Dusun Telaga.

Sayangnya hanya ada satu sekolah di sana, yakni Sekolah Dasar (SD) Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Diaspora yang berada di Dusun Barito, Kampung Baburia.

Selain itu, tak semua anak bisa bersekolah karena jarak beberapa dusun dan sekolah sangat jauh, harus ditempuh berjam-jam dengan berjalan kaki.

Salah satu dusun yang lokasinya jauh dari sekolah adalah Dusun Baburia Gunung. Seharusnya ada puluhan anak usia sekolah yang tinggal di dusun tersebut, tetapi hanya lima anak yang bersekolah.

“Para siswa SD yang ada di Dusun Baburia Gunung ini biasanya berangkat dari dusunnya ke sekolah sekitar jam 05.00 WIT, dan tiba di sekolah biasanya jam 08.00-09.00 WIT,” kata Bhabinkamtibmas Kampung Baburia Polres Keerom, Bripka Batias Yikwa, saat dhibubungi Kompas.com, Kamis (20/10/2022) malam.

“Kalau pulang sekolah biasanya sekitar jam 12.00 WIT. Anak-anak pulang berjalan kaki dan sampai di Dusun Baburia Gunung bisa sekitar jam 17.00 WIT,” tambahnya.

Perjalanan berangkat sekolah memang lebih cepat dibanding pulang sekolah. Batias mengatakan, ini karena lokasi Dusun Baburia Gunung yang ada di dataran tinggi sehingga jalannya cenderung menurun.

Sementara saat pulang sekolah, anak-anak harus mendaki jalan panjang yang menguras tenaga lebih banyak.

“Kalau pagi hari dari dusun ke sekolah hanya mengikuti jalan raya dengan banyak turunan. Sedangkan kalau pulang sekolah memang harus naik gunung untuk sampai ke Dusun Baburia Gunung. Jaraknya sekitar 8 kilo (dari dusun Baburia Gunung ke sekolah),” tutur Batias.

Puluhan Anak Tidak Sekolah

Jarak yang jauh antar dusun ke sekolah membuat puluhan anak tidak bisa menempuh pendidikan.

"Sekitar 20-an anak di Dusun Baburia Gunung tidak bisa sekolah karena jarak dusun ke sekolah yang sangat jauh," kata Batias.

"Hanya ada lima siswa yang saya temukan sekolah. Mereka sehari-hari harus berjalan kaki dari dusunnya ke sekolah dan sebaliknya pulang dari sekolah ke dusunnya."

Selain Dusun Baburia Gunung, anak-anak yang tinggal di Dusun Telaga juga banyak yang tidak bersekolah karena jarak yang jauh.

Terlebih, jembatan penghubung yang selama ini digunakan warga Dusun Telaga untuk menyeberang ke Dusun Barito putus.

Sementara anak-anak yang tinggal di Dusun TMM kebanyakan memilih bersekolah di Arso I karena jarak sekolah yang lebih dekat dibanding SD YPK Diaspora.

"Anak-anak sekolah yang ada di Dusun TMM semunya bersekolah di Arso I, Kabupaten Keerom, karena perjalanannya lebih dekat, daripada harus sekolah di Dusun Barito, Kampung Baburia yang jaraknya jauh,” ucap Batias yang bertugas di Polres Jayawijaya sejak tahun 2008 itu.

Karena itulah, siswa SD YPK Diaspora sebagian besar berasal dari Dusun Barito dan Dusun Pabrik Kelapa Sawit Lama yang jarak untuk pergi ke sekolah lebih dekat dibanding dusun lainnya.

Setahun terakhir beri motivasi agar anak-anak sekolah

Sudah hampir setahun Batias mengabdi di Bhabinkamtibmas Kampung Baburia.

Setiap akhir pekan, Batias yang juga bertugas menjadi anggota Reskrim di Polres Keerom ini selalu memanfaatkan jam lepas tugas atau cuti untuk mengunjungi dusun-dusun yang ada di Kampung Baburia.

Tak hanya memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), Batias juga selalu memberi motivasi kepada orangtua dan anak-anak agar tetap menempuh pendidikan.

“Saya selalu memanfaatkan waktu cuti 3-4 hari atau waktu kosong jika tidak ada kegiatan di kantor untuk jalan ke dusun-dusun ini. Untuk berdiskusi dan bercerita dengan masyarakat dan bertemu langsung dengan anak-anak usia sekolah yang belum sekolah karena jarak yang jauh," ungkap dia.

Saat ini, Batias juga berencana membangun rumah baca di Dusun Barito Kampung Baburia agar anak-anak bisa belajar di rumah baca tersebut.

“Dengan melihat kondisi anak-anak di Kampung Baburia, saya berencana dalam waktu dekat akan mendirikan rumah baca yang berpusat di Dusun Barito, Kampung Baburia, sehingga anak-anak bisa membaca dan belajar lagi di rumah baca tersebut,” ucapnya.

Kendala anak-anak mengenyam pendidikan

Kepala SD YPK Diaspora Ruth Lois Peny membenarkan bahwa banyak anak di Kampung Baburia yang tidak mengenyam pendidikan di sekolah karena sulitnya akses, baik itu lokasi yang jauh dan jembatan putus di Dusun Telaga.

“Ada sekitar 5-10 anak-anak yang bersekolah dari Dusun Baburia Gunung. Dan ada sekitar 3 orang anak-anak yang berasal dari Dusun Telaga yang sekolah, mereka menumpang tinggal bersama kelurganya di Dusun Barito,” jelasnya saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Jumat (21/10/2022).

“Ada juga yang lebih jauh, yaitu dari Dusun Sarmi. Dari dusun ini lebih jauh dari Baburia Gunung. Ada sekitar 10 anak yang sekolah di SD YPK Baburia,” tambahnya.

Dia mengatakan, sebenarnya ada akses jalan raya ke sekolah. Namun jalan tersebut berisi batu, kerikil, dan berlubang.

“Bahkan kami guru juga kalau ke sekolah menggunakan motor sangat susah, sebab harus melewati batu, kerikil dan jalan yang berlubang, tetapi kami tetap melaksanakan tugas,” tuturnya.

Proses belajar mengajar di SD YPK Diaspora dimulai pukul 7.30 WIT dan berakhir pukul 12.10 WIT. Sekolah yang dipimpin Ruth hanya ada tujuh orang, terdiri dari kepala sekolah, guru agama satu orang, guru penjaskes satu orang, dan empat guru kelas.

“Sebetulnya guru kami kurang juga, padahal anak-anak yang bersekolah di sini tergolong cukup banyak, dari kelas I sampai kelas VI ada 62 siswa,” katanya.

Tak hanya itu, ruangan kelas juga terbatas. Sebab pihak sekolah selama ini hanya menggunakan 4 kelas dan dibantu oleh 2 kelas lainnya yang merupakan rumah guru yang dialihfungsikan sebagai ruang kelas untuk pembelajaran selama ini di sekolah.

Ruth berharap, kedepan adanya bantuan untuk penambahan ruangan kelas dan guru, sehingga proses belajar mengajar yang dilakukan selama ini di SD YPK Diaspora Baburia bisa berjalan dengan efektif, efesien, guna membangun sumber daya manusia (SDM) bagi generasi muda yang ada di Kampung Baburia.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/22/150303278/perjuangan-siswa-sd-di-keerom-setiap-hari-berjalan-kaki-berjam-jam-pulang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke