KOMPAS.com - Tangis Liza tak terbendung mengetahui ibu mertuanya, Ummi Raisa (101 tahun), serta empat anggota keluarga lainnya, Tia, Nazwa, Lativa, dan Gavin, hilang usai banjir lahar dingin menerjang rumah mertuanya di Jorong Dusun Tuo, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Limo Kaum, Tanah Datar, Sumatera Barat, Senin (13/5/2024).
Liza yang selama ini berada di perantauan, awalnya hendak pulang kampung bersama suaminya untuk melihat ibu dan keponakan. Namun, malah duka yang didapatkan.
Baca juga: Galodo Sumbar Tewaskan 41 Orang, Unand Izinkan Kuliah Daring
“Sampai sekarang mereka belum ditemukan, entah masih tertimbun di rumah atau banjir membawa mereka ke tempat lain,” kata Liza sambil berlinang air mata.
Baca juga: Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus
“Ketika mendengar kabar terjadi banjir, saya berharap rumah ibu tak terlalu parah, tapi seketika tiba semua tampak seperti danau kecil,” jelasnya.
Liza bahkan tak bisa masuk ke dalam rumah karena penuh dengan lumpur.
Proses evakuasi masih terus dilakukan. Berbagai macam puing sudah dibersihkan satu persatu, tapi anggota keluarganya belum juga ditemukan.
“Saya cuma berharap mereka cepat kembali dan bertemu kami lagi,” kata Liza.
Sementara, Nispawati (45), selamat saat arus deras banjir lahar dingin Gunung Marapi atau galodo menerjang rumahnya di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sabtu (12/5/2024).
Nisapawati ingat betul, banjir lahar dingin semakin deras saat magrib.
"Pas ketika saya selesai salat magrib di rumah, air sudah mulai deras. Sudah ada juga warga yang memperingatkan agar berhati-hati," ujarnya.
Tidak berselang lama, banjir semakin deras dan mulai meluap hingga ke jalan sehingga dia bersama keluarga terpaksa bertahan di dalam rumah.
"Kami tidak bisa keluar, kami terpaksa berdiam diri di rumah sambil melihat-lihat keluar apakah air akan masuk atau menerjang rumah kami," katanya.
Nasib baik berpihak pada Nispawati. Dia dan keluarga selamat karena sudah mengantisipasi sebelum banjir datang.
"Untungnya karung pasir yang kami pasang sebelumnya di depan rumah menghalangi air dan material lainnya masuk ke dalam rumah, karena sebelumnya rumah saya juga terdampak banjir bandang sebelumnya," lanjutnya.
Air mulai surut sekira pukul 01.00 WIB. Dia bersama keluarga diminta mengungsi oleh tim gabungan yang berjaga.