AMBON, KOMPAS.com- Kasus pencabulan dan kekerasan seksual terhadap anak di Kota Ambon, Maluku terus terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam bulan Oktober ini, tercatat sudah ada empat kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur di Kota Ambon.
Bahkan salah satu bocah korban pemerkosaan mengalami pendarahan.
Ironisnya para pelaku kekerasan seksual terhadap anak di Ambon rata-rata masih berusia remaja dan masih berstatus sebagai pelajar.
Baca juga: Bocah 8 Tahun di Ambon Dicabuli Remaja di Bangunan Bekas Kafe, Pelaku Sempat Cekik Leher Korban
Pemerhati masalah perempuan dan anak dari Yayasan Lingkar Pembedayaan Perempuan dan Anak (Lappan) Maluku, Bayhajar Tualeka menyikapi fenomena tersebut.
Menurut Bay, sapaan akrabnya, ada beberapa faktor yang memengaruhi tingginya angka kasus kekerasan seksual terhadap anak di Ambon.
Seperti pengaruh media sosial dan kemajuan teknologi, faktor lingkungan serta gaya hidup dan pergaulan bebas.
Baca juga: Kerja Sama Napi dan Petugas Gagalkan Upaya Penyelundupan Ganja ke Lapas Ambon
“Kalau pengalaman saya ya, media sosial dan kemajuan teknologi punya pengaruh yang besar (terhadap kasus kekerasan seksual), memang ada positif ada negatif tapi kalau disalahgunakan kadang-kadang namanya juga anak-anak rasa ingin tahunya tinggi,” kata Bay yang juga Ketua Lappan Maluku ini kepada Kompas.com Selasa (18/10/2022).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.