Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SAPA PEMIMPIN

Capaian Gubernur Arinal Selama 3 Tahun Memimpin Lampung, Nilai Ekspor Tumbuh sampai Angka Kemiskinan Turun

Kompas.com - 03/10/2022, 10:28 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kepemimpinan Arinal Djunaidi sebagai Gubernur Lampung dan Chusnunia Chalim sebagai Wakil Gubernur Lampung terus menunjukkan tren positif.

Sejumlah pencapaian diraih keduanya selama memimpin Lampung selama tiga tahun, seperti laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, indeks kemiskinan turun cukup signifikan, hingga nilai ekspor terus meningkat.

Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, laju pertumbuhan ekonomi Lampung pada 2021 naik 2,79 persen dari -1,67 persen pada 2020 yang terkontraksi akibat pandemi Covid-19. Kemudian, hingga triwulan II-2022, laju pertumbuhan ekonomi Lampung mencapai sebesar 9,12 quarter to quarter (q to q) tertinggi nasional dan 5,22 persen year-on-year (yoy).

Dari segi lapangan usaha, sektor pertanian, kehutanan, dan pertanian Lampung paling berkontribusi dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar Rp 105.585,56 miliar.

Saat berkunjung ke Gedung Menara Kompas, di Jakarta, Senin (19/2022), Arinal mengatakan, sekitar 70 persen dari 9,1 juta penduduk Lampung tinggal di desa dan 43 persen dari mereka bekerja di sektor pertanian, seperti petani atau pengusaha.

Baca juga: Pulihkan Sumber Daya Ikan, Gubernur Lampung Lakukan Restocking 1 Juta Benih Ikan di Sungai Tulangbawang

Berbagai sektor pangan di Lampung merupakan 10 besar penghasil pangan utama nasional, seperti padi peringkat ke-6, kopi peringkat ke-2, jagung peringkat ke-3, kedelai peringkat ke-8, tebu peringkat ke-2, kakao peringkat ke-5, pisang peringkat ke-3, ubi kayu peringkat ke-1, lada peringkat ke-1, hingga nanas peringkat ke-1.

“Saya pun memprioritaskan ekonomi kerakyatan. Apa pun bentuknya, Lampung ini penghasil jagung terbesar nomor tiga di Indonesia, beras nomor enam di Indonesia, cokelat nomor lima di Indonesia, dan seterusnya,” katanya saat berbincang dengan redaksi Kompas.com, Senin.

Dia mencontohkan, jumlah produksi kakao atau cokelat pada 2021 mencapai 58.434 ton sehingga menduduki posisi kelima terbanyak nasional atau pertama di Sumatera.

Selain itu, kata dia, Lampung juga terkenal sebagai penghasil kopi terbesar di Indonesia dengan konsumen hingga mancanegara.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Lampung menjadi provinsi dengan nilai ekspor kopi terbesar nasional selama periode 2020-2021.

Baca juga: Tanah dan Air yang Dibawa Gubernur Lampung ke IKN Berkaitan dengan Gajah Mada

Pada 2021 nilai ekspor kopi dari Lampung mencapai 400,6 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 6 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/dollar AS). Jumlah ini setara dengan 47,2 persen dari total nilai ekspor kopi nasional pada tahun tersebut.

“Kami ini ekspornya langsung ke Amerika Serikat, penggunanya Starbucks,” kata Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Golkar Provinsi Lampung ini.

Untuk mendukung sektor pertanian, Pemprov Lampung telah menjalankan program Kartu Petani Berjaya elektronik (KPB-el) yang menjadi terobosan dalam digitalisasi pertanian.

Kartu itu bisa digunakan petani untuk mendapatkan ketersediaan pupuk, benih, obat-obatan, permodalan, asuransi usaha, hingga informasi dan laporan usaha.

Dengan potensinya yang sangat besar, Lampung menjadi salah satu lumbung pangan nasional, termasuk menyuplai 40 persen kebutuhan pangan Jakarta. Hal ini bisa terjadi karena Lampung secara geografis letaknya lebih dekat Jakarta.

Baca juga: Tantangan Gubernur Lampung kepada Nadiem Makarim gara-gara Pembelajaran Tatap Muka

Arinal menambahkan, Indonesia tidak harus impor jika sepuluh provinsi mendapatkan perlakuan khusus atau prioritas dari pemerintah atau kementerian untuk menghasilkan produk tertentu.

“Provinsi lainnya tidak usah dipaksa seperti itu (Lampung), tetapi mengembangkan komoditas prioritas lainnya. Setelah itu boleh, dong, barter, seperti yang kami lakukan dengan Bangka Belitung,” ungkapnya.

Dia mencontohkan, pihaknya akan mengambil kebijakan untuk membatasi ekspor kopi maksimal 60 persen untuk mencukupi konsumsi dalam negeri.

Sebab, kata Arinal, kopi berkualitas di Indonesia masih kurang banyak. Untuk itu, dia akan berupaya mengajak berbagai pihak mendistribusikan kopi dari Lampung.

Adapun perkembangan ekspor Lampung secara keseluruhan meningkat 53,82 persen pada periode Januari sampai Desember 2021 dengan nilai sebesar 4.837,14 juta dollar AS dibandingkan periode 2020 sebesar 2.217,03 juta dollar AS.

Baca juga: Polisi Gagalkan Penjualam 3.000 Benih Lobster Hasil Illegal Fishing di Lampung

Pangsa terbesar ekspor Lampung berasal dari ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (CPO) sebesar 32,03 persen, bahan bakar mineral sebesar 23,55 persen, serta kopi, teh, dan rempah-rempah sebesar 13,31 persen.

Capaian pembangunan Pemprov Lampung lainnya adalah indeks pembangunan manusia (IPM) Lampung yang meningkat sebesar 69,9 pon pada 2021 atau meningkat dari 69,6 pada  2020 dan 69,57 pada 2019. 

Kemudian, rata-rata pengeluaran per kapita Provinsi Lampung pada 2021 dalam sebulan meningkat menjadi Rp 1.030.579 dari sebelumnya Rp 974.423 pada 2020 dan Rp 929.024 pada 2019.

Berikutnya, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Lampung pada 2021 mencapai 4,69 persen atau lebih rendah dari rata-rata nasional sebesar 6,49 persen.

Kinerja penurunan kemiskinan Pemprov Lampung juga berjalan cukup baik. Tingkat kemiskinan Provinsi Lampung per Maret 2021 sebesar 12,62 persen, lalu turun menjadi 11,67 persen per September 2021 atau di bawah rata-rata nasional sebesar 9,71 persen.  Kemudian, per Maret 2022, tingkat kemiskinan Lampung turun lagi menjadi 11,57 persen.

Baca juga: Jatuh ke Bendungan saat Selfie, Warga Tanggamus Lampung Tewas Tenggelam

Pada 2020, kinerja penurunan kemiskinan Pemprov Lampung menempati peringkat ke-12 nasional dan menempati peringkat ke-14 nasional pada 2021.

Sementara itu, inflasi gabungan Lampung pada 2021 cukup stabil dan terkendali yakni sebesar 2,19 persen. Cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, daging ayam ras, dan beras menjadi komoditas yang mempunyai andil besar terhadap inflasi.

Pertumbuhan sektor konstruksi

Selain sektor pertanian yang terus tumbuh, laju pertumbuhan ekonomi sektor konstruksi di Lampung mengalami peningkatan.

Hal tersebut seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan kegiatan ekonomi Lampung dan laju pertumbuhan ekonomi di bidang pengadaan air, pengelolaan sampah, dan lainnya.

Arinal berharap, kedatangan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober bisa dimanfaatkan para kepala daerah di Lampung untuk menarik investor ke Lampung.

Mantan Sekretaris Daerah Lampung itu menyebutkan, para ekonom mengatakan bahwa ekonomi akan lebih cepat tumbuh jika didukung infrastruktur.

“Jalan kami itu tidak layak sehingga kami mencari pendanaan yang dibayar Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Semoga pembangunan infrastruktur bisa dilaksanakan hari ini tapi pembayarannya paling lama dua-tiga tahun. Kalau tidak, nanti semakin rusak,” katanya.

Baca juga: Kartu Petani Berjaya, Cara Gubernur Arinal Tingkatkan Produktivitas Petani Lampung

Dia menambahkan, selama ini Pemprov Bangka Belitung membeli berbagai komoditas pangan seperti daging dan beras dari Jakarta. Padahal, Lampung yang jaraknya lebih dekat merupakan pemasok komoditas-komoditas tersebut.

“Sekarang akan kami bikin penyebrangan, tapi belum operasional. Saya tidak berharap keuntungannya, tapi mereka terhindar dari harga yang mahal,” ungkapnya.  

Arinal berharap, adanya penyeberangan itu bisa membuat Pemprov Lampung dan Bangka Belitung melakukan barter komoditas, misalnya beras di Lampung ditukar dengan CPO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com