Upacara Adat Kwangkay merupakan upacara adat yang menjadi ciri khas suku Dayak Benuaq. Upacara adat ini selalu digelar setiap tahun.
Baca juga: 5 Upacara Adat dari Maluku, dari Tradisi Sasi hingga Obor Pattimura
Suku Dayak Benuaq yang mayoritas bermukim di Kutai Kartanegara dan Kutai Barat memiliki beberapa upacara ritual yang dipertahankan hingga kini.
Salah satu upacara adat yang dipertahankan adalah Upacara Adat Kwangkay atau upacara mengenang arwah leluhur.
Tujuan upacara adat kwangkay adalah memohon kepada Tuhan supaya keluarga yang telah meninggal merasa bahagia dan tenang di alam kubur. Upacara ini sebagai wujud cinta kasih keluarga yang ditinggalkan.
Upacara adat kwangkay juga diselingi dengan upacara adat lain, yaitu Ngerangkau, Mblontang, dan Beliant.
Ngerangkau berarti menari dengan mereka yang telah meninggal. Ngerangkau merupakan tarian yang memiliki hubungan erat dengan upacara adat Kwangkay, budaya suku Dayak Benuaq.
Tari ini diciptakan dalam bentuk balas budi arwah yang sudah meninggal untuk mereka yang sudah merawat dan memelihara keluarga dari bayi hingga dewasa.
Makna lainnya adalah untuk menunaikan kewajiban adat supaya arwah tidak tersesat dan memiliki bekal di surga.
Upacara Adat Ngugu Tahun adalah ritual adat sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta, atas kehidupan yang telah diberikanNya.
Baca juga: Upacara Adat Peusijuek: Sejarah, Tujuan, dan Tata Cara
Upacara adat yang banyak dilakukan oleh suku Dayak Tunjung, Dayak Banuaq, Dayak Bentian, dan Dayak Bahau menyedot banyak pengunjung.
Puncak upacara adat berupa pemotongan kerbau.
Sumber:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.