Biasanya, Dahau diselenggarakan secara besaar-besaran dan meriah. Pemangku hajat akan mengundang suku Dayak dari berbagai wilayah. Upacara dilangsungkan selama sebulan penuh.
Banyak ritual yang dilakukan dalam Upacara Adat Dahau. Meskipun begitu, Dahau merupakan upacara adat yang sering dilakukan suku Dayak di Kalimantan Timur.
Beluluh berasal dari kata buluh yang artinya batang bambu dan luluh yang berarti musnah.
Buluh mengacu pada singgasana yang diduduki oleh sultan dan putra mahkota, yaitu berupa balai bambu bertingkat tiga.
Baca juga: Pesta Budaya Erau Digelar di Tenggarong
Upacara adat Beluluh adalah penyucian sultan dan putra mahkota yang berasal dari suku Dayak Kutai.
Sultan dan putra mahkota yang disucikan berasal dari Kesultanan Kutai Kartanegara, dimana mereka masih menjadi pemimpin pemangku adat di daerah Kutai. Daerah yang berjarak 80 km dari Samarinda.
Upacara adat beluluh dipercaya dapat menghancurkan segala unsur negatif di sekeliling keluarga sultan.
Untuk itu, balai yang akan diduduki sultan disediakan peduduk (semacam sesajian) dan tambak karang.
Nantinya, kedua benda itu akan dimusnahkan sebagai simbol peluluhan unsur negatif.
Erau berasal dari bahasa eroh yang berarti ramai, ribut, riuh, maupun suasana yang penuh suka cita.
Dalam upacara adat ini, suasana ramai yang dimaksud adalah banyaknya kegiatan yang mengandung makna bersifat sakral, ritual, sekaligus hiburan.
Erau adalah tradisi ritual serta pesta adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Upacara adat erau sebagai acara untuk memberikan hiburan kepada masyarakat.
Beberapa kegiatan dalam upacara adat Erau adalah mendirikan tiang kayu, berseprah, letupan meriam, pemberian gelar penghormatan, dan barlimbut.
Puncak acara Erau adalah saling siram-menyiram antara masyarakat yang hadir.
Upacara adat Erau diselenggarakan bersamaan dengan hari ulang tahun Kota Tenggarong.