Salin Artikel

7 Upacara Adat di Kalimantan Timur, Salah Satunya Dahau

KOMPAS.com - Sejumlah upacara adat masih dilestarikan di Kalimantan Timur.

Upacara adat tersebut dilakukan dalam acara pernikahan, pemberian nama anak, ritual penyembuhan, hasil panen yang berlimpah, dan lain sebagainya.

Kehidupan moderen tidak menghilangkan upacara adat warisan nenek moyang.

Berikut ini adalah sejumlah upacara adat di Kalimantan Timur.

Upacara Adat di Kalimantan Timur

1. Upacara Adat Beliant

Upacara Adat Beliant berasal dari kata lient: tuing atau betuhing, Arinya berpantang atau tabu.

Maksud upacara adat Beliant adalah serangkaian usaha masyarakat Dayak untuk mencegah terjadinya musibah pada manusia dan lingkungan.

Beliant merupakan upcara ritual pengobatan, namun upacara adat ini tidak hanya berfungsi untuk mengobati penyakit, melainkan juga keperluan lain.

Upacara adat beliant juga digunakan untuk mencegah terjadinya bencana alam, gagal panen, membuang sial, dan lain sebagainya.

Meskipun kehidupan sudah moderen, namun masyarakat Dayak Banuaq dan Tonyooi masih melakukan ritual pengibatan tradisional jika ada seseorang yang sakit.

Bagi mereka, pengobatan tidak sekedar meminum ramuan melainkan juga melakukan ritual adat.

Masyarakat menyakini bahwa pengakit yang dialami seseorang merupakan bentuk kemarahan dewa pada orang yang sakit.

Tujuan upacara adat beliant adalah sebagai bentuk perminta maaf kepada dewa atau leluhur.

Upacara adat beliant dilakukan setelah pengobatan yang dilakukan oleh dokter dipandang tidak dapat memberikan kesembuhan.

2. Upacara Adat Dahau

Dahau adalah upacara pemberian nama anak di Kalimantan Timur.

Upacara ini hanya diselenggarakan oleh keluarga keturunan bangsawan atau keluarga terpandang di wilayah tempat tinggalnya.

Biasanya, Dahau diselenggarakan secara besaar-besaran dan meriah. Pemangku hajat akan mengundang suku Dayak dari berbagai wilayah. Upacara dilangsungkan selama sebulan penuh.

Banyak ritual yang dilakukan dalam Upacara Adat Dahau. Meskipun begitu, Dahau merupakan upacara adat yang sering dilakukan suku Dayak di Kalimantan Timur.

3. Upacara Adat Beluluh

Beluluh berasal dari kata buluh yang artinya batang bambu dan luluh yang berarti musnah.

Buluh mengacu pada singgasana yang diduduki oleh sultan dan putra mahkota, yaitu berupa balai bambu bertingkat tiga.

Upacara adat Beluluh adalah penyucian sultan dan putra mahkota yang berasal dari suku Dayak Kutai.

Sultan dan putra mahkota yang disucikan berasal dari Kesultanan Kutai Kartanegara, dimana mereka masih menjadi pemimpin pemangku adat di daerah Kutai. Daerah yang berjarak 80 km dari Samarinda.

Upacara adat beluluh dipercaya dapat menghancurkan segala unsur negatif di sekeliling keluarga sultan.

Untuk itu, balai yang akan diduduki sultan disediakan peduduk (semacam sesajian) dan tambak karang.

Nantinya, kedua benda itu akan dimusnahkan sebagai simbol peluluhan unsur negatif.

4. Upacara Adat Erau

Erau berasal dari bahasa eroh yang berarti ramai, ribut, riuh, maupun suasana yang penuh suka cita.

Dalam upacara adat ini, suasana ramai yang dimaksud adalah banyaknya kegiatan yang mengandung makna bersifat sakral, ritual, sekaligus hiburan.

Erau adalah tradisi ritual serta pesta adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Upacara adat erau sebagai acara untuk memberikan hiburan kepada masyarakat.

Beberapa kegiatan dalam upacara adat Erau adalah mendirikan tiang kayu, berseprah, letupan meriam, pemberian gelar penghormatan, dan barlimbut.

Puncak acara Erau adalah saling siram-menyiram antara masyarakat yang hadir.

Upacara adat Erau diselenggarakan bersamaan dengan hari ulang tahun Kota Tenggarong.

5. Upacara Adat Kwangkay

Upacara Adat Kwangkay merupakan upacara adat yang menjadi ciri khas suku Dayak Benuaq. Upacara adat ini selalu digelar setiap tahun.

Suku Dayak Benuaq yang mayoritas bermukim di Kutai Kartanegara dan Kutai Barat memiliki beberapa upacara ritual yang dipertahankan hingga kini.

Salah satu upacara adat yang dipertahankan adalah Upacara Adat Kwangkay atau upacara mengenang arwah leluhur.

Tujuan upacara adat kwangkay adalah memohon kepada Tuhan supaya keluarga yang telah meninggal merasa bahagia dan tenang di alam kubur. Upacara ini sebagai wujud cinta kasih keluarga yang ditinggalkan.

Upacara adat kwangkay juga diselingi dengan upacara adat lain, yaitu Ngerangkau, Mblontang, dan Beliant.

6 Upacara Adat Ngerangkau

Ngerangkau berarti menari dengan mereka yang telah meninggal. Ngerangkau merupakan tarian yang memiliki hubungan erat dengan upacara adat Kwangkay, budaya suku Dayak Benuaq.

Tari ini diciptakan dalam bentuk balas budi arwah yang sudah meninggal untuk mereka yang sudah merawat dan memelihara keluarga dari bayi hingga dewasa.

Makna lainnya adalah untuk menunaikan kewajiban adat supaya arwah tidak tersesat dan memiliki bekal di surga.

7. Upacara Adat Ngugu Tahun

Upacara Adat Ngugu Tahun adalah ritual adat sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta, atas kehidupan yang telah diberikanNya.

Upacara adat yang banyak dilakukan oleh suku Dayak Tunjung, Dayak Banuaq, Dayak Bentian, dan Dayak Bahau menyedot banyak pengunjung.

Puncak upacara adat berupa pemotongan kerbau.

Sumber:

rapafm.pakpakbharatkab.go.id

bobo.grid.id

www.tribunnews.com

indonesia.go.id

prokom.kukarkab.go.id

digilib.isi.ac.id

https://regional.kompas.com/read/2022/09/17/223435078/7-upacara-adat-di-kalimantan-timur-salah-satunya-dahau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke