Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Asmara Masa SMA Berujung Vonis Hukuman Mati

Kompas.com - 26/08/2022, 10:07 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Randy Badjideh berdiri mematung dengan tatapan nanar, saat mendengar vonis hukuman mati dijatuhkan kepadanya, Rabu (24/8/2022).

Randy merupakan terdakwa kasus pembunuhan seorang ibu dan anak, Astrid Manafe dan Lael Maccabe di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Astrid Manafe yang dia bunuh, diketahui merupakan kekasih Randy semasa SMA.

Baca juga: Pembunuh Ibu dan Anak di Kupang Divonis Hukuman Mati

Berpacaran

Sebelum menjatuhkan vonis, lima orang hakim yang memimpin sidang, yakni Wari Juniati (Hakim Ketua), Y Teddy Windiartono, Reza Tyarama, Anak Agung Gede Oka Mahardika, dan Murthada Moh Mberu, masing-masing secara bergantian membacakan surat amar putusan perjalanan kasus itu.

Surat dibacakan selama 1 jam 35 menit.

Dalam surat putusan perjalanan kasus, diketahui Randy dan Astrid berpacaran sejak duduk di kelas I SMA Negeri Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, NTT.

Baca juga: Divonis Hukuman Mati, Terdakwa Pembunuh Ibu dan Anak di Kupang Pasrah

Setelah tamat sekolah mereka melanjutkan kuliah di Kota Kupang. Keduanya tetap melanjutkan hubungan pacaran.

Selama berpacaran, keduanya telah melakukan hubungan suami istri, hingga sekitar tahun 2016 Astrid mengalami keguguran.

Saat Astrid mengalami keguguran, Randy menikah dengan seorang perempuan yang menjadi istrinya hingga saat ini.

Meski telah menikah, Randy justru diam-diam masih berhubungan dengan Astrid, sehingga pada awal tahun 2020 Astrid pun hamil.

Baca juga: Jelang Sidang Putusan Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Kupang, Keluarga Nyalakan 1.000 Lilin di Depan Kantor Pengadilan

Percekcokan rumah tangga

Pada 21 Oktober 2020 Astrid diketahui melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Lael Macabe.

Kemudian pada Mei 2021, hubungan perselingkuhan Randy dan Astrid diketahui sang istri.

Randy dan istrinya terlibat pertengkaran. Untuk membuktikan kepada istrinya, Randy pun memblokir nomor ponsel Astrid.

"Setelah Ira (istrinya) mengetahui hubungan perselingkuhan suaminya, suami istri kerap terlibat pertengkaran atau percecokan," sebut hakim Y Teddy Windiartono, saat membacakan perjalanan kasus.

Baca juga: Kronologi Siswa SMA Bacok Pelajar SMP di Kupang, Bermula Sarankan Korban Tak Bergerombol


Warga Kota Kupang, NTT padati lokasi rekonstruksi kasus pembunuhan ibu dan bayiKOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Warga Kota Kupang, NTT padati lokasi rekonstruksi kasus pembunuhan ibu dan bayi
Saat terjadi pertengkaran, sang istri selalu mengatakan, selama Astrid dan Lael masih ada, maka hidupnya tidak akan tenang.

Randy menjawab, dia akan membunuh Astrid dan Lael.

Sang istri saat itu akhirnya memaafkan suaminya, dengan catatan tidak boleh mengulangi lagi perbuatannya.

Namun, sekitar bulan Mei 2021 Astrid menghubungi istri Randy hingga pertengkaran suami istri itu pun terus terjadi hampir setiap hari.

Karena tak tahan, Randy akhirnya merencanakan untuk menghabisi Astrid.

Baca juga: Kronologi Siswa SMA Bacok Pelajar SMP di Kupang, Bermula Sarankan Korban Tak Bergerombol

Pembunuhan terjadi

Warga Kota Kupang, NTT menggelar aksi bakar 1.000 lilin di depan Kantor Gubernur NTT untuk mendukung polisi segera ungkap pelaku pembunuhan ibu dan anak di Kupang. Warga Kota Kupang, NTT menggelar aksi bakar 1.000 lilin di depan Kantor Gubernur NTT untuk mendukung polisi segera ungkap pelaku pembunuhan ibu dan anak di Kupang.

Pada 27 Agustus 2021 Randy membuka blokir nomor telepon Astrid dan mengajaknya bertemu.

Astrid sempat menolak bertemu, tapi karena bujuk rayu akhirnya keduanya bertemu, dengan membawa serta Lael, putra Astrid yang masih balita.

Dari pertemuan itu, Randy lalu membunuh keduanya.

Dari persidangan, diketahui motif pembunuhan itu, karena Randy ingin membuktikan ke istri jika dirinya sayang dan cinta.

Baca juga: Bacok Siswa SMP, Seorang Pelajar SMA di Kupang Ditangkap

Jenazah Astrid dan Lael, kemudian dikubur di Kelurahan Penkase, Kecamatan Alak, Kota Kupang.

Jenazah Astrid dan Lael ditemukan oleh pekerja operator alat berat Obetnego Begu (29), di lokasi penggalian pipa proyek SPAM Kali Dendeng, Kecamatan Alak, Kupang, NTT, Minggu (30/10/2021).

Berdasarkan pemeriksaan barang bukti pakaian di TKP dan hasil tes DNA, jenazah itu merupakan Astrid dan Lael. Polisi lalu memeriksa 24 saksi terkait kasus tersebut.

Baca juga: Jelang Sidang Putusan Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Kupang, Keluarga Nyalakan 1.000 Lilin di Depan Kantor Pengadilan

Randy menyerahkan diri ke Polda NTT pada Kamis (2/12/2021) sekitar pukul 12.00 Wita. Dia datang diantar kerabatnya yang juga anggota Polri.

Randy mengaku sebagai pelaku kasus pembunuhan terhadap Astri Evita Suprini Manafe alias Astrid dan anaknya Lael.

Baca juga: Prodi Sarjana Terapan PAB Politani Kupang Raih Hibah CF Vokasi

 

Ilustrasi keputusan persidangan. Randy dijatuhi hukuman mati setelah membunuh Astrid dan Lael.SHUTTERSTOCK Ilustrasi keputusan persidangan. Randy dijatuhi hukuman mati setelah membunuh Astrid dan Lael.
Divonis hukuman mati

Pada Rabu (24/8/2022) Randy divonis hukuman mati karena telah membunuh Astrid, cinta masa SMA-nya dan Lael yang masih balita.

Vonis tersebut sama dengan tuntutan jaksa.

Dalam amar putusannya, majelis hakim menyatakan Randy merencanakan pembunuhan pada kedua korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gunung Ile Lewotolok Meletus, Pesawat Wings Air Gagal Mendarat

Gunung Ile Lewotolok Meletus, Pesawat Wings Air Gagal Mendarat

Regional
Santri di Palangkaraya Bunuh Ustazah Saat Sedang Tidur, Pelaku Mengaku Kesurupan

Santri di Palangkaraya Bunuh Ustazah Saat Sedang Tidur, Pelaku Mengaku Kesurupan

Regional
Benih Penyelundupan Lobster Ilegal Rp 35,5 Miliar yang Hendak Dikirim ke Singapura Digagalkan

Benih Penyelundupan Lobster Ilegal Rp 35,5 Miliar yang Hendak Dikirim ke Singapura Digagalkan

Regional
Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Regional
Video Viral ODGJ Dianiaya, 6 Pelaku Ternyata Pelajar SMP

Video Viral ODGJ Dianiaya, 6 Pelaku Ternyata Pelajar SMP

Regional
Festival Mookervart 2024 Kota Tangerang Kembali Hadir Akhir Bulan Ini

Festival Mookervart 2024 Kota Tangerang Kembali Hadir Akhir Bulan Ini

Regional
Sering Nonton Film Porno, Pria di Malinau Cabuli Putri Kandung Berkali-kali

Sering Nonton Film Porno, Pria di Malinau Cabuli Putri Kandung Berkali-kali

Regional
Dari Qatar, Prabowo ke Sumbar Beri Bantuan untuk Korban Banjir Lahar

Dari Qatar, Prabowo ke Sumbar Beri Bantuan untuk Korban Banjir Lahar

Regional
IRT di Palopo Ditangkap karena Tipu Pedagang Beras hingga Merugi Rp 192 Juta

IRT di Palopo Ditangkap karena Tipu Pedagang Beras hingga Merugi Rp 192 Juta

Regional
Pimpin Upacara Hardiknas 2024, Wabup HST Sampaikan Pesan Penting dari Mendikbud Ristek

Pimpin Upacara Hardiknas 2024, Wabup HST Sampaikan Pesan Penting dari Mendikbud Ristek

Regional
Hadiri HUT Ke-44 Dekranas, Pj Ketua Dekranasda Sumsel Dorong Perajin Hasilkan Karya Terbaik

Hadiri HUT Ke-44 Dekranas, Pj Ketua Dekranasda Sumsel Dorong Perajin Hasilkan Karya Terbaik

Regional
HUT Ke-78 Sumsel, Ketua DPRD Berikan Apresiasinya kepada Pj Agus Fatoni

HUT Ke-78 Sumsel, Ketua DPRD Berikan Apresiasinya kepada Pj Agus Fatoni

Regional
Menteri Risma Minta Lokasi Pengungsian Bencana Agam Dipindahkan

Menteri Risma Minta Lokasi Pengungsian Bencana Agam Dipindahkan

Regional
Cerita Save Dagun, Warga Manggarai Barat 30 Tahun Menyusun Kamus Bahasa

Cerita Save Dagun, Warga Manggarai Barat 30 Tahun Menyusun Kamus Bahasa

Regional
Maju Pilkada Semarang, Bos PSIS Yoyok Sukawi Lamar Semua Partai di Koalisi Indonesia Maju

Maju Pilkada Semarang, Bos PSIS Yoyok Sukawi Lamar Semua Partai di Koalisi Indonesia Maju

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com