Kehadiran Moeldoko tersebut bertepatan dengan kegiatan Festival Sorgum yang digelar di SMK PGRI 2 Kudus.
Kegiatan ini di antaranya diisi dengan praktik memasak yang diikuti oleh siswa kelas X hingga XII di SMK PGRI 2 Kudus dan dibagi dalam delapan kelompok beranggotakan 2 orang.
Setiap kelompok mengolah delapan jenis masakan berbeda dengan bahan dasar sorgum, seperti bakwan jagung, nasi goreng, pisang goreng, bubur sumsum, cocogum (kukis), brownies tipis, lemon cupcake, dan muffin pisang.
Kedelapan jenis masakan tersebut kemudian dicicipi dan dinilai oleh Moeldoko bersama dengan beberapa influencer di bidang kuliner, salah satunya Farida Nurhan.
Moeldoko pun menikmati beragam sajian sorgum ini dengan konsep ala fine dining di teaching factory SMK PGRI 2 Kudus yaitu Jiva Bestari.
Fauz Gamel salah satu pelajar SMK PGRI 2 Kudus yang mengikuti Festival Sorgum mengaku senang bisa terlibat dalam dalam proses kreatif pengolahan sajian makanan berbahan sorgum.
Gamel sendiri memilih mengolah sorgum menjadi nasi goreng dengan cita rasa khas.
"Kami pelajar SMK merasa harus terlibat mendukung program Presiden Jokowi dalam memanfaatkan sorgum sebagai pangan alternatif. Saya juga sangat bangga karena nasi goreng sorgum yang saya olah dinilai enak dan banyak yang suka. Harapannya, saya memperkenalkan sorgum lewat sajian ini kepada masyarakat," tutur Gamel.
Dalam proses pengolahan sorgum, SMK PGRI 2 Kudus yang merupakan binaan Djarum Foundation ini juga berkolaborasi dengan perkumpulan Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI) sebagai konsultan pengembangan bahan pangan lokal.
Sebelumnya, ACMI bersama para staf pengajar SMK PGRI 2 Kudus memberikan pendampingan kepada para siswa agar mampu memahami karakteristik sorgum.
"Tepung sorgum memiliki sifat gluten free jadi membutuhkan waktu lebih lama untuk menyatukan adonannya. Tetapi, tepung sorgum ini memiliki indeks glikemik rendah sehingga sangat cocok digunakan oleh penderita diabetes, selain itu sorgum juga memiliki serat yang tinggi. Jadi sebenarnya sorgum sangat memiliki banyak manfaat namun belum banyak masyarakat yang mengetahui," terang Santhi Serad, Ketua ACMI.
Baca juga: Dugaan Jual Beli Lahan Bong Mojo Kota Solo, 19 Orang Diperiksa, 2 Berpotensi Jadi Tersangka
Sementara itu, Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Galuh Paskamagma mengungkapkan untuk pengolahan sorgum membutuhkan hard skill dan soft skill.
Para siswa diminta kreatif dalam membuat resep, berpikir kritis dalam melakukan penyesuaian maupun substitusi tepung biasa ke tepung sorgum.
Karenanya penerapan "Merdeka Belajar" di SMK PGRI 2 Kudus adalah langkah yang tepat untuk mempersiapkan bekal para pelajar dalam mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat dan passion di dunia kuliner.
"Siswa di SMK PGRI 2 Kudus boleh memilih pembelajaran sesuai dengan minatnya di industri kuliner sehingga siswa tidak merasa terbebani dengan proses belajar dan akhirnya membuat siswa menjadi lebih produktif dan kreatif. Salah satu buktinya siswa bisa membuat olahan sorgum yang menjadi produk olahan dari Teaching Factory di SMK PGRI 2 Kudus yaitu Jiva Bestari," pungkas Galuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.