Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mata Garuda Banten
Perkumpulan Alumni Beasiswa LPDP di Provinsi Banten

Perkumpulan alumni dan awardee beasiswa LPDP di Provinsi Banten. Kolaborasi cerdas menuju Indonesia emas 2045.

Kisah Sukses Proyek Rumah Hijau Program BP2BT di Sumatera Selatan

Kompas.com - 09/08/2022, 09:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rusman*

LAJU industrialisasi yang terus terjadi di berbagai belahan dunia, tidak dipungkiri lagi telah membawa dampak negatif terhadap keseimbangan ekosistem global.

Lapisan es terakhir kutub utara telah mencair dan lubang lapisan ozon yang terus melebar, menjadi indikasi bahwa dunia telah menuju satu titik kritis.

Pengukuran yang dilakukan oleh 300 pakar iklim dari delapan negara yang lokasinya berbatasan dengan Kutub Utara menunjukan, dalam tiga dekade terakhir, lapisan es di lautan sekitar kutub menyusut sekitar 990.000 kilometer persegi (Live Science, 2017).

Dilansir pada portal dw.com (2016), peneliti iklim dari Institut Max-Planck untuk meteorologi di Hamburg, Jochem Marotzke mengatakan, menurut perhitungan, sekitar akhir abad ini lapisan es di Arktik pada setiap musim panas akan mencair seluruhnya.

Data terbaru yang dipublikasikan oleh United Nation Environment Programme (2022) mengungkapkan, 10 negara penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar secara global adalah Tiongkok, AS, Uni Eropa, India, Rusia, Jepang, Brazil, Indonesia, Iran dan Kanada.

Perubahan iklim tidak lagi hanya sekadar wacana yang diperdebatkan dalam forum-forum internasional. Namun perlahan telah menjadi kesadaran kolektif para pemimpin dunia untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Indonesia menjadi perhatian dunia dalam penanganan perubahan iklim, karena diharapkan mampu berperan aktif melakukan upaya-upaya untuk “menyeimbangkan” ekosistem global mengingat adanya bentang alam hijau yang dimiliki.

Agenda global

Beberapa isu di tingkat global yang terus mengemuka, antara lain mengenai penggunaan energi berbasis sumber daya fosil, pengolahan sumber daya air rumah tangga, penggunaan material gedung ramah lingkungan dan pengurangan emisi gas rumah kaca secara massif.

Pada tahun 2015, sebanyak 195 pemimpin negara berkumpul di Perancis dalam sebuah forum bergengsi yang disebut COP 21 Paris.

Konferensi yang dinaungi oleh Dewan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) ini, menghasilkan satu konsensus yang dikenal dengan nama Paris Agreement.

Kosepakatan global yang dicapai dalam Paris Aggreement antara lain agar setiap negara berupaya membatasi kenaikan suhu global sampai di angka minimum 1,5º Celcius, mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca sebagai upaya mencapai target emisi net zero.

Setiap negara diwajibkan memiliki rencana target pengurangan emisinya, dengan harapan akan membawa dampak positif dalam kerangka mitigasi perubahan iklim secara global.

Tidak heran, sejumlah negara kaya yang perekonomianya bertumpu pada sektor industri, berkepentingan agar negara-negara di garis khatulistiwa yang masih hijau seperti Equador, Kolombia, Brazil dan Indonesia dapat terus menjaga ekosistem hutan dan rawa gambut yang masih “tersisa”.

Terjadilah sebuah transaksi dalam kerangka perdagangan karbon antara negara “hijau” dan negara yang mulai “merah”.

Pada dimensi yang lain, gagasan tentang implementasi energi terbarukan yang lebih efektif, juga terus menjadi trending issue di berbagai media.

Korporasi yang menerapkan green production memperoleh nilai lebih di mata publik. Saham-saham perusahaan tersebut, terus bertengger di zona aman.

Pembiayaan atas proyek yang diarahkan untuk adaptasi perubahan iklim, semakin menarik di mata investor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com