Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Lima Hari di Semarang: Latar Belakang, Tokoh, Kronologi, dan Dampak

Kompas.com - 28/07/2022, 13:13 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Pertempuran Lima Hari di Semarang adalah peristiwa bersejarah pertempuran antara rakyat Indonesia melawan tentara Jepang di Semarang.

Sesuai namanya, Pertempuran Lima Hari di Semarang terjadi selama lima hari dari tanggal 15-20 Oktober 1945 pada masa transisi kekuasaan Jepang ke Belanda.

Baca juga: Sejarah Tugu Muda Semarang

Untuk memperingati peristiwa tersebut, dibangunlah monumen Tugu Muda yang terletak di bundaran Jalan Pemuda atau simpang antara Jalan Pandanaran, Jalan Imam Bonjol, dan Jalan MGR. Soegijapranata.

Baca juga: Kariadi, Dokter yang Gugur di Pertempuran Lima Hari Semarang

Tugu itu kemudian menjadi pengingat dan penghargaan atas perjuangan para pemuda dalam peristiwa heroik Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Baca juga: Kekejaman Jepang di Perang Dunia II

Tokoh pada Pertempuran Lima Hari di Semarang

Beberapa tokoh yang terlibat dalam peristiwa ini adalah:

  • dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat (RS Purasara)
  • drg. Soenarti, Istri dari dr. Kariadi
  • Mr. Wongsonegoro, Gubernur Jawa Tengah
  • Dr. Sukaryo dan Sudanco Mirza Sidharta, tokoh Indonesia yang ditangkap oleh Jepang bersama Mr. Wongsonegoro.
  • Mayor Kido, Pemimpin Kidobutai yang berpusat di Jatingaleh.
  • Kasman Singodimedjo, Perwakilan perundingan gencatan senjata dari Indonesia.
  • Jenderal Nakamura, perwira tinggi yang ditangkap oleh TKR di Magelang

Latar Belakang Pertempuran Lima Hari di Semarang

Peristiwa ini terjadi setelah Jepang menyerah kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945, yang disusul dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Walau begitu nampaknya Jepang yang belum bisa menerima kekalahan membuat Indonesia belum aman dari penjajahan.

Pertempuran Lima Hari di Semarang dipicu oleh sikap Jepang yang tidak mau menyerahkan senjatanya kepada para pemuda.

Selain itu para tawanan Jepang yang melarikan diri juga menjadi membuat rakyat marah.

Ditambah lagi dengan peristiwa terbunuhnya dr.Kariadi yang merupakan Kepala Laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat (RS Purasara) juga menjadi pemicu meletusnya pertempuran ini.

Kronologi Pertempuran Lima Hari di Semarang

Pertempuran Lima Hari di Semarang berawal dari kabar kemerdekaan Indonesia yang membuat para pemuda bersemangat untuk mengambil alih senjata di pos-pos tentara Jepang.

Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) mulai melakukan kegiatan pelucutan senjata Jepang di beberapa tempat di Jawa Tengah.

Penyerahan senjata Jepang memang berlangsung lancar tanpa kekerasan di beberapa wilayah, namun tidak di Semarang.

Kidobutai (pusat Ketentaraan Jepang di Jatingaleh) nampak enggan menyerahkan senjatanya meski telah dijamin oleh Gubernur Wongsonegoro bahwa senjata tersebut tidak untuk melawan Jepang.

Jepang hanya menyerahkan sejumlah senjata yang tak seberapa, dan itu pun senjata-senjata yang sudah agak usang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com