Alhasil, Mayor Kido memerintahkan serangan balik sekitar pukul 15.00. Mayor Kido membagi pasukannya menjadi dua kelompok, masing-masing terdiri dari 383 dan 94 orang.
Pada pukul 15.00, Mayor Kido mengerahkan semua anggotanya untuk melakukan serangan di sekitar wilayah di bawah komandonya.
Mengetahui serangan tersebut, Tentara Keamanan Rakyat mengirim bala bantuan ke Kota Semarang.
Pertempuran antara Jepang dan rakyat Indonesia di Semarang pun terus berlangsung sampai hari telah berganti.
Tanggal 16 Oktober 1945, pasukan Jepang berhasil merebut penjara Bulu sekitar pukul 16.30. Sejak saat itu, anak buah Mayor Kido semakin menggila dan terus melakukan serangan sampai tanggal 19 Oktober 1945.
Pada tanggal 19 Oktober 1945, sempat terjadi gencatan senjata antara kedua belah piak, tetapi hal ini tetap tidak memadamkan situasi yang sedang genting.
Pada akhirnya, Pertempuran Lima Hari Semarang berhasil diakhiri setelah Kasman Singodimedjo dan Mr Sartono yang mewakili Indonesia berunding untuk mengupayakan gencatan senjata dengan Komandan Tentara Jepang Letkol Nomura.
Dalam perundingan itu, ada juga perwakilan dari pihak Sekutu yang yaitu Jenderal Bethel.
Pihak Sekutu kemudian melucuti seluruh persenjataan Jepang tanggal 20 Oktober 1945, yang menjadi tanda bahwa Pertempuran Lima Hari di Semarang resmi berakhir.
Diperkirakan peristiwa Pertempuran Lima Hari Semarang menewaskan sekitar 2.000 orang. Versi lain menyebut bahwa kurang dari 300 orang yang tewas dalam insiden tersebut.
Dari pihak Jepang,, Ken'ichi Goto, seorang sejarawan Jepang menulis bahwa 187 orang tewas dalam pertempuran. Sementara itu, Mayor Kido melaporkan bahwa ada 42 tentara tewas, 43 terluka, dan 213 hilang.
Sumber:
kompas.com
tribunnewswiki.com
bobo.grid.id
kotasemarang.kemenag.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.