Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Tahun Tak Miliki Jalan Layak, Warga Perbatasan RI Gotong Jenazah Puluhan Km Tembus Hutan

Kompas.com - 15/07/2022, 14:22 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

Jalanan di wilayah tersebut dikenal sebagai jalanan kerbau, karena sangat berlumpur dan menjadi kubangan kerbau warga setempat.

‘’Aktivitas warga menggunakan kerbau. Mereka ambil barang atau belanja dengan kerbau. Termasuk mengangkut orang sakit juga kadang kadang menggunakan jasa kerbau, selain digotong dengan usungan tentunya,’’kata Liantoni.

Baca juga: Demi Ikut ANBK, Murid SD di Pelosok Krayan Kaltara Jalan Kaki 7 Jam Tembus Hutan Berlintah

Kesulitan warga perbatasan memang sangat kompleks. Tak hanya akses jalan yang tidak ada, kebutuhan pokok juga sulit didapat.

Dalam kasus jenazah Amos yang digotong beramai ramai, katanya, almarhum diterbangkan dari Kabupaten Malinau menuju Bandara Long Bawan Krayan.

RSUD Malinau memiliki jarak dan akses lebih mudah dijangkau dari Krayan ketimbang RSUD Nunukan.

‘’Warga tersebut meninggal di RSUD Malinau akibat sakit komplikasi yang dideritanya. Keluarga mencarter pesawat untuk membawanya pulang ke Krayan dan biayanya tentu saja tidak murah,’’katanya.

Untuk carter pesawat perintis membawa jenazah dari Malinau ke Bandara Long Bawan, Krayan, warga harus merogoh Rp 14 juta.

Dari Bandara Krayan, jenazah Amos harus kembali dinaikkan dalam mobil menuju Long Umung, dengan biaya termurah mendekati satu juta rupiah jika jalanan kering.

Jika hujan, maka ongkos mobil menjadi dua kali lipat, karena jalanan penuh lumpur. Hanya mobil double kabin yang biasanya digunakan masyarakat di Krayan.

Sampai di Long Umung, warga Desa Wa’yagung atau Bungayan, akan menjemput jenazah dengan tandu dan mengusungnya bergantian melewati hutan yang biasanya ditempuh dalam satu hari perjalanan.

Liantoni menjelaskan, proses pembuatan akses jalan ke dua desa dalam hutan di Krayan, telah berlangsung mulai 2017.

‘’Hanya saja memang tidak pernah selesai karena kendala jembatan gantung di atas sungai yang memiliki lebar sekitar seratusan meter. Tahun ini, ada juga rencana pembangunan jalan. Kita hanya bisa berharap, pembangunan bisa dilakukan dan keterisoliran masyarakat terurai perlahan,’’kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Regional
Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Regional
Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Regional
4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

Regional
Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Regional
Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Regional
BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

Regional
Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Regional
Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com