Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

‘’Kalau Krayan Masih Dianggap Bagian NKRI, Mari Datang Lihat Situasi Langsung’’

Kompas.com - 12/07/2022, 17:46 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Aksi blokade jalur perbatasan RI – Malaysia di Long Midang Krayan – Ba’kelalan Serawak Malaysia, masih berlangsung sejak masyarakat Adat Dayak Lundayeh, memulai aksinya pada Selasa (5/7/2022).

Sampai hari ini, masyarakat dataran tinggi Krayan masih belum mendapat penjelasan dan respon dari berbagai stakeholder atas tuntutan mereka.

Camat Krayan Ronny Firdaus mengatakan, sampai hari ini, baru ada respon dari Badan Nasional Penanggulangan Perbatasan (BNPP) yang mencoba berkomunikasi dengan warga perbatasan.

‘’Tempo hari ada BNPP melakukan zoom meeting dengan warga kami. BNPP merekomendasikan agar Pemprov Kaltara, yaitu Gubernur Kaltara segera mengambil sikap dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Sarawak agar membuka ruang dan kesempatan terkait perdagangan tradisional yang selama ini berlangsung di Krayan,’’ujarnya, saat dihubungi, Selasa (12/7/2022).

Baca juga: Awal Mula Koperasi Penyuplai Bahan Pokok untuk Warga Krayan Kaltara, Belakangan Diduga Monopoli Harga

Belum ada reaksi nyata dari Pemerintah Kabupaten Nunukan ataupun Pemerintah Provinsi Kaltara atas aksi blokade jalur perbatasan yang memang merupakan urat nadi perekonomian warga perbatasan ini.

Belum ada satupun kunjungan atau kebijakan yang didengar masyarakat, termasuk dari Konsulat Jenderal RI di Serawak untuk memutuskan keberlangsungan perdagangan tradisional yang terhenti sejak Pandemi covid-19.

‘’Masyarakat masih menantikan bagaimana pemerintah merespon ini. Mereka ingin pengambil kebijakan datang langsung melihat kondisi Krayan. Menyaksikan situasinya langsung, bukan hanya mendengar informasi. Pesan mereka adalah mari kita bicarakan persoalan ini di Krayan,’’kata Ronny.

Krayan juga bagian NKRI

Pada dasarnya, warga Krayan sudah sangat lama bersabar, mereka yang termarginalkan dan tinggal dengan segala keterisoliran tidak pernah mengeluh selama perdagangan tradisional bisa berjalan normal seperti sebelum pandemi Covid-19.

Masalah kekurangan pasokan pangan, harga yang teramat mahal karena barang barang didatangkan dengan pesawat, sudah sangat biasa.

‘’Hanya saja, mereka terus bertahan dari gempuran pandemi dan ketika keadaan tersebut dibatasi dengan perdagangan yang dikendalikan koperasi, hal ini membuat warga menjerit karena harga semua kebutuhan semakin tak terjangkau,’’jelas Roni.

Baca juga: Asa Warga Dataran Tinggi Krayan Jelang Dibukanya Pintu Perbatasan RI–Malaysia...

Sebenarnya, Selasa ini DPRD Provinsi Kaltara mengagendakan zoom meeting dan mengundang semua tokoh adat dihadirkan.

Hanya saja, para tokoh adat Agabag sudah komitmen tidak akan merespon apapun yang dibicarakan jarak jauh.

‘’Mereka sudah sangat bosan zoom meeting. Para Ketua Adat mengatakan, mari datang langsung, lihat situasi kami. Kalau mereka (pengambil kebijakan) masih merasa Krayan adalah bagian NKRI, seharusnya datang kemari. Supaya memahami situasi mengapa warga mengambil sikap memblokade jalur perbatasan,’’katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com