Sejauh ini, belum ada kerusakan infrastruktur yang dilaporkan. Kerusakan masih seputar sawah dan ternak warga.
BPBD Nunukan juga masih melakukan pemetaan dan segera membahas status bencana di wilayah tersebut.
"Kita belum bangun Posko BPBD, tapi karena banjir menjadi kebiasaan setiap tahun, masyarakat sudah terbiasa. Mereka memiliki para para atau pungkau dibawah atap untuk berlindung dari banjir. Untuk masalah pos, kantor kecamatan di sana sudah menjadi gedung tetap untuk pemantauan, koordinasi, dan penyaluran bantuan," jelasnya.
Baca juga: Banjir Rob di Tuban Rusak Fasilitas Olahraga, Atlet Tak Bisa Latihan
Data sementara yang dicatat BPBD Nunukan, di Kecamatan Sembakung, terdapat 7 desa yang terendam banjir, dengan 314 rumah, 360 KK dan 1200 jiwa.
Di Kecamatan Sembakung Atulai, tercatat ada 10 desa terendam. Ada 317 rumah, 326 KK dan 1.212 jiwa yang terdampak.
Sementara untuk Kecamatan Lumbis, banjir di wilayah ini langsung surut karena berada di ketinggian dan hanya lewat.
"Yang perlu menjadi perhatian itu Kecamatan Sembakung, karena lokasinya berada paling bawah, air menggenang disana. bahkan di daerah Tembelunu, air sampai merendam gardu listrik. Ada sekitar 20 KK diungsikan ke tenda darurat dan ke rumah warga, sekolah diliburkan," imbuhnya.
Baca juga: Terendam Banjir Rob, Ratusan Siswa SMKN 1 Sayung Belajar Daring
Akibat gardu listrik terendam, PLN langsung memutus aliran listrik demi keamanan.
"Masyarakat akan segera bergotong royong memindahkan gardu listrik ke lokasi lebih tinggi. Karena kalau terendam, akan berbahaya dan mengakibatkan kerusakan mesin juga," kata Arief.