PENAJAM PASER UTARA, KOMPAS.com - Masyarakat di Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), masih mengonsumsi air dari Sungai Mentawir karena tak ada pasokan air bersih.
Jarak Kelurahan Mentawir dengan titik nol ibu kota negara (IKN) sekitar 12 kilometer. Daerah ini akan masuk dalam kawasan pengembangan IKN.
Selain Mentawir, Kelurahan Pemaluan yang sebagian wilayahnya masuk kawasan inti pusat pemerintah (KIPP) juga demikian. Mereka justru mengonsumsi air dari embung.
Baca juga: Ada IKN Ini Kami Merasa Waswas, Khawatir Hak Masyarakat Adat Tak Dihargai
Dua daerah ini belum mengakses air bersih PDAM. Sebab, tak ada jaringan instalasi air bersih.
"Sampai sekarang kami masih konsumsi air dari Sungai Mentawir untuk mandi, cuci, dan lain-lain. Tapi untuk minum dari air (sumur) bor," ungkap Kepala Adat Paser Kelurahan Mentawir, Sahnan (53) saat ditemui tim Kompas.com menyambangi kediamannya di Mentawir, Sabtu (22/5/2022) sore.
Padahal, Mentawir dan Pemaluan merupakan dua pemukiman tertua di Kecamatan Sepaku. Di sini hidup warga dari berbagai suku seperti Paser, Bugis, Banjar, Madura, Buton, Jawa, dan lainnya.
"Tapi kami semua keluarga karena perkawinan silang," kata Sahnan.
Sahnan bilang meski selama puluhan tahun tak ada pasokan air bersih, namun hidup masyarakat di sana tak kekurangan air meski kualitas airnya sungai.
Begitu juga Lurah Pemaluan, Ari Rahayu Purwati saat ditemui terpisah di kantor Lurah Pemaluan, Senin (23/5/2022).
Baca juga: Proyek Intake Sepaku untuk IKN Dikebut, Sisa Pembebasan Lahan Diklaim Tak Jadi Soal
"Jaringan PDAM belum masuk ke sini. Masyarakat kami sebagian pakai air dari embung dan sumur bor," kata Ari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.