Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov Kalbar Turunkan Tim Selidiki Ikan Mati Mendadak karena Sungai Diduga Tercemar

Kompas.com - 20/04/2022, 06:05 WIB
Hendra Cipta,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) memastikan akan menurunkan tim untuk menyelidiki penyebab ratusan ikan mati mendadak di Sungai Retok, Kabupaten Kubu Raya.

"Kamis ini, tim dari kami akan turun," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kalbar, Adiyani saat dihubungi, pada Rabu (20/4/2022) pagi. 

Namun, lanjut Adiyani, agar diketahui penyebabnya, seharusnya pengecekan dilakukan oleh dinas terkait di kabupaten. 

"Seyogyanya tugas dari kabupaten yang bersangkutan, agar cepat diketahui penyebabnya," ungkap Adiyani.

Baca juga: Sungai di Kalbar Diduga Tercemar Limbah Sawit, Ikan Mati Mendadak

Adiyani menyebut, pihaknya akan memeriksa perusahaan prihal dugaan pencemaran sungai yang berasal dari penampungan limbah sawit yang bocor setelah ada hasil dari penyelidikan tim.

"(Rencana memanggil pihak perusahaan) menunggu hasil tim," ucap Adiyani.

Aktivis Walhi Kalbar Hendrikus Adam mengatakan, dugaan pemcemaran yang menyebabkan matinya ikan secara mendadak tidak dapat dianggap remeh. 

Selain berbahaya bagi lingkungan hidup, dugaan pencemaran juga berbahaya bagi kesehatan warga.

 

"Selama ini warga sekitar gunakan air sungai untuk mandi, cuci dan bahkan untuk konsumsi," kata Adam.

Diberitakan sebelumnya, ratusan ikan di Sungai Retok, Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) ditemukan mati mendadak.

Kepala Desa Retok, Sahidin mengatakan, kematian ikan tersebut bukan karena racun, melainkan diduga disebabkan tercemar limbah sawit. 

Baca juga: Berulang Kali Perkosa Anak Tiri Selama 5 Tahun, Seorang Pria di Kalbar Ditangkap

“Ini bukan karena racun ikan. Dari ciri-ciri, air sungai keruh dan mengandung minyak. Hal ini beda jika disebabkan racun ikan," kata Sahidin, saat dihubungi, pada Selasa (19/4/2022). 

Menurut Sahidin, peristiwa serupa pernah terjadi pada tahun 2015 dan 2019. Saat itu, terungkap ada kolam penampungan limbah sawit yang bocor dan mengalir ke sungai. 

"Yang paling parah sepertinya terjadi sekarang ini," ujar Sahidin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Calon Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot Resmi Daftar di Partai Nasdem

Maju Calon Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot Resmi Daftar di Partai Nasdem

Regional
Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Regional
Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Regional
Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com