PONTIANAK, KOMPAS.com - Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) Edi Rusdi Kamtono memastikan, penyelenggaraan festival meriam karbit di Sungai Kapuas tahun ini kembali ditiadakan.
Ini merupakan tahun ketiga Pemkot Pontianak tidak menggelar festival rutin jelang Idul Fitri tersebut karena pandemi Covid-19.
Kendati demikian, ucap Edi, masyarakat diperkenankan untuk menyalakan meriam karbit di akhir bulan Ramadhan sampai hari raya Idul Fitri.
"Kalau masyarakat ingin memainkan meriam karbit silakan, tetapi tahun ini kita tidak menggelar festival seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Edi dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/4/2022).
Baca juga: Dentuman Meriam Karbit Saling Bersahutan, Tanda Lebaran di Pontianak Sudah Dekat
Menurut Edi, sejak awal pandemi Covid-19, yakni tahun 2020, festival yang banyak menyedot perhatian masyarakat ini sementara ditiadakan.
Langkah itu diambil sebagai upaya mencegah kerumunan orang di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Insya Allah tahun depan, kita akan gelar supaya lebih meriah lagi," ungkap Edi.
Meski permainan rakyat yang dimainkan di tepian Sungai Kapuas ini diperkenankan, tapi Edi berharap masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan mengingat pandemi Covid-19 belum berakhir.
Apabila ada warga yang merasa sakit atau tidak enak badan, sebaiknya tidak ikut memainkan atau menyaksikan permainan berbahan bakar karbit tersebut.
"Artinya warga masyarakat yang merasa sakit, kalau bisa jangan memaksakan diri untuk datang nonton atau berkerumun. Sebaiknya istirahat di rumah saja untuk mengembalikan stamina," imbau Edi.
Baca juga: Meriam Karbit, Tradisi Menyambut Idul Fitri di Kota Pontianak
Meriam karbit sudah mengakar dalam tradisi masyarakat Kota Pontianak setiap Ramadhan dan malam menyambut hari raya Idul Fitri, terutama di kalangan masyarakat yang bermukim di tepian Sungai Kapuas.
Meriam karbit juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Meriam karbit terbuat dari bahan kayu dengan karbit sebagai bahan bakar untuk membunyikannya. Suara dentumannya menggelegar hingga terdengar dari jarak kejauhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.