PONTIANAK, KOMPAS.com - Dentuman menggelegar saling bersahutan dari dua sisi tepian Sungai Kapuas Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Bunyi dentuman itu berasal dari meriam karbit yang dimainkan warga sebagai persiapan menyambut malam hari raya Idul Fitri.
Meriam karbit merupakan permainan rakyat yang menjadi tradisi setiap bulan Ramadhan dan malam Idul Fitri di Kota Pontianak.
Baca juga: Perampokan Modus Matikan Aliran Listrik Resahkan Warga Pontianak, Polisi Buru Pelaku
Meriam tersebut terbuat dari kayu mabang atau meranti dengan ukuran diameter antara 50 - 70 sentimeter dan panjang kisaran 5 hingga 6 meter.
Untuk membunyikannya, dibutuhkan bahan bakar berupa karbit. Kemudian terdapat lubang pada bagian meriam untuk tempat menyulutkan api hingga menghasilkan bunyi menggelegar.
Maulidi Murni, satu di antara pemain meriam karbit di Tambelan Sampit, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, menjelaskan proses menyalakan meriam karbit.
Sebelum mulai membunyikan meriam karbit ada beberapa proses persiapan yang harus dilakukan. Langkah pertama dimulai dengan menutup lubang pada moncong meriam karbit.
Baca juga: Meriam Karbit, Tradisi Menyambut Idul Fitri di Kota Pontianak
Penutupan tersebut biasanya dilakukan dengan kertas koran bekas. Selanjutnya meriam diisi air dilanjutkan dengan mengisi karbit.
"Pengisian karbit pada meriam dengan takaran yang bervariasi mulai dari 2 hingga 4 ons, tergantung dari besar diameter sebuah meriam karbit," kata Maulid, Senin (10/5/2021).