"Dari pihak kepala suku telah mengonfirmasi kepada kami bahwa yang bersangkutan tidak diundang dalam kegiatan tersebut. Namun kehadirannya memberi pernyataan yang dinilai menurunkan martabat dan wibawa bupati secara pribadi," lanjut Akwan.
Dia menegaskan, langkah hukum yang ditempuh bupati bukan berarti membungkam hak-hak Demokrasi Masyarakat.
Namun sebagai upaya untuk memberikan efek jera bagi setiap warga yang berbicara tanpa melakukan kroscek terlebih dahulu.
Baca juga: 90 Spesimen Anggrek Ditemukan di Pulau Batanta Papua Barat
Kalangan masyarakat adat di Kabupaten Teluk Bintuni mengganggap laporan itu sebagai bentuk kriminalisasi dan upaya pembungkaman oleh Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw.
Menurut mereka, kritikan terhadap pejabat negara merupakan hal biasa sebagai bagian pengawasan terhadap jalannya kontrol pemerintahan.
Pius Nafurbenan menyampaikan bahwa dirinya pada saat itu diundang oleh Lembaga Masyarakat Adat Tujuh Suku untuk ikut dalam acara Penyaluran Aspirasi dari Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB).
"Saya sebagai tokoh masyarakat berhak untuk mengutarakan pendapat saya dan mengutarakan pendapat adalah hal biasa apalagi ini terjadi di kantor lembaga masyarakat adat tujuh suku," kata Pius.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Sulteng, Sultra, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat 5 April 2022
Pius pun mengaku kaget karena dirinya dilaporkan oleh bupati.
Engelbertus Kofiaga, Kepala Suku Irarutu menyampaikan bahwa persoalan ini merupakan persoalan adat karena pernyataan tersebut dilontarkan di Kantor LMA Tujuh Suku.
"Saya harap bupati dan pihak kepolisian harus melalui mekanisme adat, Saya tidak setuju persoalan ini di bawah ke ranah hukum." tuturnya
Engelbertus menilai bupati dan kuasa hukumnya, Yohanes Akwan, tidak merasakan apa yang masyarakat rasakan.
"Masyarakat ini kan yang pilih Bupati dia, jadi persoalan ini hanya sekedar menyoroti kepemimpinan atau kinerja dari Bupati. Saya akan mengambil langkah adat untuk menuntut balik nama baik masyarakat adat saya dari suku Irarutu." tegasnya.
Baca juga: Gempa M 5,2 Guncang Teluk Bintuni, Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.