"Kemarahan FN tersebut dipicu karena dia tidak bisa memberi ASI, dan dibully oleh tetangganya karena tidak memberi ASI ke anaknya. Dari kedua faktor tsb, yg paling signifikan dlm tindakan agresif adalah faktor," katanya.
"Singkatnya, reaksi tersebut bisa bergerak dari reaksi yang sangat menekan diri sendiri, misalnya stres, minder, bahkan menyakiti diri sendiri. Lalu, reaksi yang sangat menekan orang lain, seperti marah-marah atau memukul," tambahnya.
Dalam kasus FN, kata Siswa, diduga bukan karena mutlak faktor bully, tetapi lebih ke tindakan agresif.
Baca juga: Dirundung karena Beri Susu Formula, Ibu di Jember Lempar Bayinya ke Sumur
Sementara itu, lanjut Siswa, masyarakat diharapkan mengerti dampak psikologis dari tindakan bullying.
"Dalam konteks edukasi ke masyarakat, memang sebaiknya orang tidak membully, terutama pada orang yang secara mental atau fisik lemah," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.