MAUMERE, KOMPAS.com - Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diego menargetkan angka stunting di wilayah itu turun menjadi 9,9 persen pada November 2022.
Fransiskus optimistis target itu akan terwujud. Sebab, pihaknya sudah mempersiapkan metode khusus penanganan stunting selama 180 hari ke depan.
Baca juga: Curhat Distributor Minyak Goreng di Sikka: Sudah 2 Bulan Perusahaan Tak Ada Kabar
"Kita akan intervensi aksi ini dimulai 1 April 2022 dan akan selesai bulan Oktober 2022. Kurang lebih 3.984 anak yang harus kita intervensi," ujar Fransiskus saat kegiatan musrembang tematik di Aula SCC Maumere, Senin (28/3/2022).
Aksi tersebut, kata Fransiskus, adalah gerakan bersama. Pemerintah sudah menyiapkan anggaran mulai dari tingkat desa hingga kabupaten.
"Tinggal butuh semangat selama 180 hari. Nanti akan ada rapat khusus dengan Forkompinda untuk memastikan setiap anak diberi makan setiap hari selama 180 hari berturut-turut," katanya.
Ia mengatakan, pelaksanaan program penanganan stunting akan dipantau langsung oleh bupati dan wakil bupati, untuk memastikan 3.984 anak diberi makan.
"Bupati akan mendapatkan laporan setiap hari. Dan ini tanggung jawab mutlak bagi pimpinan wilayah, camat, kepala desa, dan lurah," tegasnya.
Fransiskus menambahkan, program ini juga akan dipimpin langsung oleh ketua tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Sikka. Sebanyak 150 anak akan diberi makan selama 180 hari di rumah jabatan.
"Kurang lebih 150 anak di sekitar kota Maumere akan diberi makan setiap hari di rumah jabatan Bupati Sikka. Nanti para camat, kades, lurah menyesuaikan," ujarnya.
Fransiskus mengklaim, metode penanganan stunting ini sudah dipakai di seluruh dunia.
"Berat badan mereka akan naik dan angka stunting kita pasti menurun," jelasnya.
Baca juga: Angka Stunting di Sikka NTT Turun dalam Tiga Tahun Terakhir
Ia juga menambahkan, prevalensi stunting di Kabupaten Sikka sebesar 19,1 persen pada Agustus 2020. Pada 2021, turun menjadi 18,2 persen. Dan, pada Februari 2022, turun menjadi 17,1 persen.
Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 yang menempatkan Sikka sebagai daerah dengan status kuning dengan prevalensi stunting antara 20 hingga 30 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.