Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Dibayar, Subkontraktor Copoti Genteng Puskesmas Jambu Semarang

Kompas.com - 24/03/2022, 16:32 WIB
Dian Ade Permana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Rekaman video beberapa orang yang mencopoti genteng di Puskesmas Jambu, Kabupaten Semarang viral di media sosial. Bangunan Puskesmas Jambu tersebut masih baru dan belum ditempati.

Pencopotan genteng tersebut dikomandoi oleh Surya Perdana pada Rabu (23/3/2022) sekira pukul 16.00 WIB.

Surya yang dilaporkan sebagai subkontraktor mengajak beberapa orang mengambil genteng dan selanjutnya ditaruh di mobil bak terbuka.

Baca juga: 30 Lembar Genteng SDN 05 Siak Hulu Hilang Digondol Maling

Dia juga yang membangun Puskesmas Jambu tersebut, namun karena tidak memeroleh pembayaran, sehingga material yang ada dicopot, untuk dijualnya.

Surya mengatakan, lelang pembangunan Puskesmas Jambu tersebut dimenangkan PT Artadinata Azzahra yang dipimpin Agus Yuniarto dengan nilai kontrak Rp 3,079 miliar.

"Oleh PT Artadinata, pekerjaan kemudian dioper ke saya, istilahnya proyek dijual," jelasnya saat dihubungi, Kamis (24/3/2022).

Dalam perjanjian tersebut, PT. Artadinata meminta fee Rp 250 juta dibayar di awal. "Kalau komitmen saya sudah selesai. Sekarang saya posisi menunggu pembayaran dari PT. Artadinata," kata Surya.

Dia mengaku awal menerima pekerjaan dari PT. Artadinata tersebut selalu berpikir positif. "Secara ini adalah proyek APBD, tentu secara keuangan tidak ada masalah. Dari PT yang menang juga pasti secara administrasi sudah beres dan komplit semua," ungkapnya.

Sesuai dengan kontrak, pekerjaan pembangunan Puskesmas Jambu tersebut dimulai pada Juli 2021 dan selesai akhir Desember 2021. Secara umum seluruhnya telah rampung 100 persen pada 10 Januari 2022.

Baca juga: Pencuri Gasak Uang hingga 2 Motor di Bekasi, Masuk Rumah Korban lewat Genteng Tetangga

"Untuk pekerjaan itu saya pakai uang pribadi dan sebagian utang. Saat ini, saya punya kewajiban membayar utang, tapi saya tagih berulang kali tidak ada itikad baik, jadi saya copotin material yang bisa dijual," kata Surya.

Sepengetahuannya, kalau proyek sudah rampung dikerjakan uangnya juga segera dibayarkan oleh kontraktor. "Namun sampai sekarang, saya belum dibayar hingga mengalami kesulitan untuk bisa mengembalikan pinjaman," terangnya.

Menurut Surya, dia pernah berkomunikasi dengan Agus Yuniarto selaku pimpinan PT. Artadinata. Saat itu dia dijanjikan pembayaran dengan model DP dan termin.

Baca juga: Tak Tega Anaknya Masuk Bui, Paliyem Cabut Laporan Penjualan Perabotan dan Genteng Rumah

"Tapi sampai saat ini belum pernah tuntas. Saya hanya berharap ada penyelesaian yang baik, kalau uang saya dilunasi, ya nanti saya kembalikan lagi gentengnya," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Agus Yuniarto mengatakan akan menemui pihak Surya untuk berkomunikasi mengenai persoalan tersebut.

"Saat ini saya no comment dulu, saya lagi mau ketemu orangnya kalau sudah ada titik temu saya akan bicara nanti. Sekarang masih sepihak," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Terbang ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Terbang ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Regional
Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Regional
Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Regional
Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Regional
Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Regional
Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com