"Fantasi dari penyedia aplikasi atau pelaku itu iming-iming investasi yang sangat menguntungkan dengan tidak memeras keringat dan mengeluarkan tenaga," katanya kepada Kompas.com, Rabu (17/3/2022).
Saat korban menghadapi situasi itu, kata Syarkoni, ada titik di mana korban atau seseorang akan menimbang dan menyadari keputusan itu.
"Ketakutan dan kekhawatiran dari dalam hati korban sebenarnya ada bentuk kehati-hatian, jangan-jangan uang bisa hilang," katanya.
"Tetapi, karena dorongan untuk mendapat keuntungan besar, akhirnya logika berpikir pun kalah," tambahnya.
Syarkoni pun menjelaskan, di tengah perkembangan digital saat ini, sikap jujur, bersyukur, dan kritis terhadap segala perkembangan sangat penting untuk menjaga pikiran tetap jernih dalam memutuskan sesuatu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.