Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejoli Diarak Warga karena Diduga Berzina, Sosiolog: Itu Unjuk Kekuatan Penegakan Norma Sosial

Kompas.com - 07/03/2022, 15:01 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Sejoli di Kabupaten Malang, Jawa Timur, diarak oleh warga karena diduga berzina.

Peristiwa ini terjadi di Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jumat (4/3/2022).

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Gondanglegi Kompol Pujiyono membenarkan adanya kejadian itu.

Warga mengarak sejoli tersebut menuju Polsek Gondanglegi pada Jumat malam.

"Pengarakan itu dilakukan karena warga merasa geram dan resah atas dugaan perzinaan yang dilakukan sejoli itu selama ini," ujarnya, Minggu (6/3/2022).

Usai dibawa ke polsek, keduanya mengaku telah mempunyai suami dan istri. Namun, suami RS sudah lama bekerja merantau ke Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

"Saat dimintai keterangan, sejoli ini mengaku sudah berhubungan sejak tiga tahun yang lalu. Saat ini sejoli ini masih dalam proses pemeriksaan Polres Malang," ucapnya.

Baca juga: Viral, Video Sejoli di Malang Diarak Warga karena Diduga Berzina, Ini Kata Polisi

Penjelasan sosiolog

ilustrasi sosiologiSHUTTERSTOCK ilustrasi sosiologi

Sosiolog Universitas Brawijaya, Wida Ayu Puspitosari, menilai bahwa tindakan warga tersebut merupakan bentuk main hakim sendiri.

“Itu merupakan show of force (unjuk kekuatan), khususnya penegakan norma-norma sosial di level komunitas itu,” tandasnya dalam pesan WhatsApp kepada Kompas.com, Senin (7/3/2022).

Wida menyampaikan, pada kasus tersebut, masyarakat yang main hakim sendiri memiliki kekhawatiran bahwa perselingkuhan yang dilakukan sejoli itu akan mempengaruhi komunitasnya dan dicontoh warga yang lain.

Menurutnya, cara pandang masyarakat tersebut bisa saja dibentuk oleh media. Media, kata Wida, sangat mempengaruhi perspektif masyarakat dalam menilai fenomena sosial.

Baca juga: Kepala Pasar di Medan Dicopot Usai Video Perempuan Diarak Jadi Viral

Salah satunya contohnya adalah maraknya isu perselingkungan yang ditampilkan dalam sinetron.

“Kasus-kasus sinetron banyak yang membahas alur cerita penyimpangan dan kemesuman. Media mengangkat suatu hal menjadi 'hiper-realitas’. Dan masyarakat menilainya bahwa perilaku-perilaku seperti itu mewabah di masyarakat,” papar dosen Sosiologi Universitas Brawijaya, Malang, ini.

Akibatnya, masyarakat menjadi ketakutan, sehingga apabila ada kasus serupa, warga menjadi reaktif dan tidak kritis.

Selain itu, Wida juga menyoroti soal tipisnya privasi. Dia menuturkan, hal tersebut merupakan bagian dari budaya negara timur atau berkembang.

“Batas antara private dan public domain itu sangat tipis,” terangnya.

Baca juga: Tepergok Mesum di Kontrakan, Pasangan Ini Diarak kemudian Dinikahkan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com