KOMPAS.com - Kota Tua Ampenan terletak di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Kawasan Kota Tua Ampenan merupakan bangunan cagar budaya dengan gaya arsitektur khas Belanda.
Sayangnya, banyak bangnunan dalam kondisi rusak, tidak terawat, catnya luntur, bahkan tidak berpenghuni.
Masa Penjajahan Belanda
Kota Ampenan dijadikan sebagai Kota Afdeeling (wilayah administrasi setingkat kabupaten) berdasarkan staatblad No. 181/1895 tanggal 31 Agustus 1895.
Baca juga: Wisata Lombok, Contek Itinerary 1 Hari di Kota Tua Ampenan
Dalam peraturan tersebut, Pulau Lombok ditempatkan Hindia Belanda sebagai bagian dari karesidenan Bali. Lombok menjadi kompleks kecil, seperti kompleks pelabuhan, perkantoran, perdagangan serta pemukiman yang berdasarkan etnis masing-masing.
Kemudiaan, pemerintah Belanda memindahkan ibu kota pemerintahan dari Ampenan ke Kota Mataram. Artinya, kantor pemerintah asistensi karesidenan dan perumahan juga ikut pindah.
Kota Ampenan dijadikan sebagai kota pelabuhan dan perdagangan.
Pada 1924, pemerintah Belanda membangun Pelabuhan Ampenan.
Ciri khas bangunan Belanda pada Kota Tua Ampenan terdapat pada tampilan muka rumah Belanda atau fasad yang cenderung simetris.
Walaupun, ada juga rumah Belanda yang mengaplikasikan fasad asimetris.
Ciri lainnya, arsitektur rumah Belanda biasanya memiliki dinding yang cukup tebal.
Baca juga: Gudang di Kawasan Kota Tua Ampenan Ludes Terbakar
Masa Kendudukan Jepang
Tanggal 8 Mei 1942, Angkatan Laut Jepang mendarat melalui pelabuhan Ampenan menggantikan kedudukan Belanda.
Sejak masa pemerintahan Jepang, Kota Ampenan menjadi sepi kembali karena sistem pemerintahan lebih berorientasi ke militerisme.