Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kota Tua Ampenan, Ibu Kota Sebelum Mataram dan Saksi Pulau Lombok Bagian Keresidenan Bali

Kompas.com - 08/02/2022, 18:05 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Kota Tua Ampenan terletak di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Kawasan Kota Tua Ampenan merupakan bangunan cagar budaya dengan gaya arsitektur khas Belanda.

Sayangnya, banyak bangnunan dalam kondisi rusak, tidak terawat, catnya luntur, bahkan tidak berpenghuni.

Sejarah Kota Tua Ampenan

Masa Penjajahan  Belanda

Kota Ampenan dijadikan sebagai Kota Afdeeling (wilayah administrasi setingkat kabupaten) berdasarkan staatblad No. 181/1895 tanggal 31 Agustus 1895.

Baca juga: Wisata Lombok, Contek Itinerary 1 Hari di Kota Tua Ampenan

Dalam peraturan tersebut, Pulau Lombok ditempatkan Hindia Belanda sebagai bagian dari karesidenan Bali. Lombok menjadi kompleks kecil, seperti kompleks pelabuhan, perkantoran, perdagangan serta pemukiman yang berdasarkan etnis masing-masing.

Kawasan Simpang Lima Kota Tua AmpenanSHUTTERSTOCK Kawasan Simpang Lima Kota Tua Ampenan

Kemudiaan, pemerintah Belanda memindahkan ibu kota pemerintahan dari Ampenan ke Kota Mataram. Artinya, kantor pemerintah asistensi karesidenan dan perumahan juga ikut pindah.

Kota Ampenan dijadikan sebagai kota pelabuhan dan perdagangan.

Pada 1924, pemerintah Belanda membangun Pelabuhan Ampenan.

Ciri khas bangunan Belanda pada Kota Tua Ampenan terdapat pada tampilan muka rumah Belanda atau fasad yang cenderung simetris. 

Walaupun, ada juga rumah Belanda yang mengaplikasikan fasad asimetris.

Ciri lainnya, arsitektur rumah Belanda biasanya memiliki dinding yang cukup tebal.

Baca juga: Gudang di Kawasan Kota Tua Ampenan Ludes Terbakar

Masa Kendudukan Jepang

Tanggal 8 Mei 1942, Angkatan Laut Jepang mendarat melalui pelabuhan Ampenan menggantikan kedudukan Belanda.

Sejak masa pemerintahan Jepang, Kota Ampenan menjadi sepi kembali karena sistem pemerintahan lebih berorientasi ke militerisme.

Gapura Kota Tua AmpenanSHUTTERSTOCK Gapura Kota Tua Ampenan

Pusat perdagangan di Kota Ampenan tidak ramai lagi, toko-toko kosong. Jalan untuk kepentingan Jepang diperlebar secara paksa.

Pada masa kedudukan jepang, kegiatan perdagangan di Kota Ampenan sempat terhenti karena Jepang didesak sekutu.

Sedangkan, pemuda-pemuda dari Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Barat dipekerjakan sebagai pembuat jalan.

Baca juga: Mengundang Ikan Merapat ke Pelabuhan Ampenan

Masa kembalinya Ampenan Sebagai Kota Pelabuhan (1945-1977)

Pada masa kemerdekaan, Kota Ampenan telah menampakkan adanya pembangunan pertokoan, jalan-jalan, serta gang yang telah tertata rapi.

Pada 1977, Pelabuhan Pantai Ampenan dipindahkan ke daerah Lembar berdasarkan SK Menhub RI KM 77/LL305/PHB-77 tanggal 13 Oktober 1977.

Bangunan Tua Bergaya Art Deco ala Belanda di Kota Tua AmpenanSHUTTERSTOCK Bangunan Tua Bergaya Art Deco ala Belanda di Kota Tua Ampenan

Sejak saat itu, pengalihan kegiatan pelabuhan ditetapkan dari Pelabuhan Ampenan ke Pelabuhan Lembar.

Kota Tua Ampenan sebagai kota pelabuhan memiliki bangunan kuno peninggalan pemerintah Belanda yang difungsikan sebagai gudang dan kantor pada masa itu.

Kini, bangunan-bangunan iru masih difungsikan sebagai perkantoran dan pertokoan.

Sumber: http://repository.ummat.ac.id/1

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com