Para wanita itu membawa piring berisi makanan hasil panen, dengan maksud dipersembahkan kepada dewa-dewa sebelum ajaran Islam masuk.
Bagi masyarakat Minangkabau, Tari Piring melambangkan kerja sama warga ketika berada di sawah.
Baca juga: Tari Sekapur Sirih: Asal, Makna, Gerakan, dan Cerita
Gerakan demi gerakan dalam Tari Piring sebenarnya meniru cara petani bercocok tanam hingga menuai hasil panen yang berlimpah.
Para penari akan mengayunkan gerak langkah dan menunjukkan kebolehan mereka memainkan piring yang ada di tangan.
Terkadang, piring-piring yang mereka bawa itu dilempar ke udara, menghempaskannya ke tanah, lalu diinjak dengan kaki telanjang.
Kesenian Tari Piring bisa dilakukan secara berpasangan maupun secara berkelompok, dengan dengan gerakan yang beraneka ragam.
Untuk menambah semarak dan kegembiraan, Tari Piring diiringi oleh alat musik yang khas yaitu Saluang dan Talempong.
Tari Piring setidaknya memiliki 20 gerakan yang masing-masing memiliki makna yang berbeda-beda.
Berikut macam-macam gerakan Tari Piring yang lazim dibawakan oleh para penari:
Baca juga: Mengenal Poco-poco, Tarian yang Pernah Tercatat dalam Guinness World Records
1. Gerakan Pasambahan
Gerakan ini biasanya dilakukan pada awal pementasan untuk memulai tarian, dan dilakukan oleh penari pria.
Gerakan Pasambahan melambangkan bentuk syukur kepada Tuhan, serta bentuk permintaan para penari kepada penonton agar tidak mengganggu.
2. Gerak Singanjuo Lalai
Gerakan ini dibawakan oleh penari wanita, dengan ciri gerakannya lemah lembut dan gemulai.
Gerakan Singanjuo Lalai ini melambangkan suasana pagi hari yang sejuk dan menyenangkan.