Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Desa Wisata Peninggalan Megalitikum di Indonesia, Cek Lokasi dan Harga Tiketnya

Kompas.com - 27/01/2022, 11:40 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Desa Wisata merupakan salah satu destinasi wisata yang dikembangkan sebagai pelestarian budaya dan wahana edukasi.

Desa wisata adalah suatu wilayah pedesaan yang memiliki keunikan dan daya tarik yang khas baik fisik, lingkungan, maupun lingkungan kehidupan sosial masyarakat.

Pada praktiknya, desa wisata dikelola dan dikemas secara alami dengan pengembangan fasilitas pendukung wisata dalam suatu tata lingkungan yang harmonis dan terencana.

Baca juga: 5 Desa Wisata yang Wajib Dikunjungi Tahun 2022 Menurut Sandiaga

Pengertian Desa Wisata Megalitikum

Desa wisata memiliki beragam jenis berdasarkan keunikan dan sejarah di masing-masing kawasan.

Salah satu jenisnya adalah Desa Wisata Megalitikum, yang merupakan kawasan yang menyimpan peninggalan-peninggalan zaman megalitikum.

Zaman megalitikum sendiri dimaknai sebagai zaman batu besar, di mana masyarakatnya menggunakan peralatan dari batu yang berukuran besar.

Pada zaman ini, setiap bangunan yang didirikan sudah dapat diklasifikasikan fungsi dan kegunaannya.

Budaya megalitikum sendiri lebih mengarah pada sebuah pemujaan terhadap roh leluhur.

Dengan demikian, Desa Wisata Megalitikum merupakan sebuah kawasan pedesaan yang menyimpan peninggalan-peninggalan zaman megalitikum.

Baca juga: 4 Desa di Jawa Timur Ikut Program Pemberdayaan Desa Wisata

6 Desa Wisata Megalitikum di Indonesia

Setidaknya ada 6 desa wisata megalitikum yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.

Berikut 6 desa wisata megalitikum tersebut:

1. Desa Kamal - Jember

Batu berbentuk lesung di Situs Duplang, Desa Kamal, Jemberjemberkab.go.id Batu berbentuk lesung di Situs Duplang, Desa Kamal, Jember
Desa wisata peninggalan megalitikum pertama adalah Desa Kamal yang berada di Jember, Jawa Timur.

Lokasi tepatnya berada di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Desa Kamal ini menyimpan beragam jenis batu peninggalan megalitikum di beberapa tempat, seperti persawahan, rumah warga, hingga jalaman kantor desa.

Beberapa peninggalan megalitikum di Desa Kamal berupa batu kenong, tugu batu, hingga menhir.

Untuk masuk ke Desa Kamal ini pengunjung tidak dikenakan biaya. Meski demikian, tidak ada salahnya untuk memberikan sedikit rejeki untuk perawatan.

Baca juga: Desa Margorejo, Penghasil Durian di Kudus yang Kini Jadi Desa Wisata

2. Kampung Adat Bena Bajawa - Flores

Desa wisata megalitikum Kampung Adat Bena Bajara berada di Kampung Bena, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kampung adat ini masih mempertahankan konsep tata wilayah khas megalitikum, di mana rumah-rumah dibangun mengikuti kontur tanah.

Konsep mengikuti kontur tanah itu membuat rumah-rumah di kampung ini tampak berundak dari kejauhan.

Kampung Adat Bena Bajawa ini diperkirakan sudah ada sejak 1.200 tahun silam, dibuktikan dengan adanya batu besar berbentuk lonjong yang disebut Watu Lewa.

Harga tiket masuk Kampung Adat Bena Bajawa sebesar Rp 25.000.

3. Kampung Siallagan - Samosir

Kampung Siallagan berada di Huta Siallagan-Pindaraya, Ambarita, Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Kampung Siallagan yang berada satu lokasi dengan Destinasi Super Prioritas ini diyakini sudah ada sejak ratusan tahun silam.

Luas Kampung Siallagan sekitar 2.400 meter persegi, dengan dikelilingi tembok batu yang berbentuk pagar setinggi 1,5-2 meter.

Di Kampung Sillagan pengunjung juga akan menemukan kursi dan meja dari batu, yang konon digunakan untuk menghukum pelanggar adat di masa lalu.

Harga tiket masuk Kampung Siallagan sekitar Rp 5.000. Pengunjung dikenakan biaya tambahan jika menggunakan jasa pemandu wisata.

Baca juga: Penampakan Desa Purba di Jember, Ada Ratusan Batuan Zaman Megalitikum

4. Desa Bawomataluo - Nias

Desa Bawomataluo merupakan desa budaya yang populer dengan tradisi “Lompat Batu”.

Lokasi Desa Bawomataluo berada di Desa Bawomataluo di Kecamatan Fanayama, Nias Selatan, Sumatera Barat.

Desa Bawomataluo ini juga sudah menyandang status sebagai desa budaya warisan dunia dari UNESCO.

Peninggalan zaman megalitikum di desa ini yang terkenal disebut dengan nama Situs Tetegewo.

Di situs ini tersimpan batu peninggalan megalitikum berupa meja persegi, tugu, hingga meja bundar.

Batu-batu di situs ini umumnya digunakan untuk pesta, dan diperkirakan sudah ada sejak 5.000 tahun silam.

Adapun harga tiket masuk Desa Bawomataluo sekitar Rp 10.000.

5. Desa Patemon - Situbondo

Bebatuan megalitikum di Desa Patemon, Situbondositubondokab.go.id Bebatuan megalitikum di Desa Patemon, Situbondo
Lokasinya wisata Desa Patemon berada di Kecamatan Bungatan, Situbondo, Jawa Timur.

Desa Patemon berjarak sekitar 21 kilometer dari Besuki, 35 kilometer dari pusat kota Situbondo, dan 170 kilometer dari Surabaya.

Daya tarik Desa Patemon adalah Batu Megasit atau batu berundak, dan Sarkofagus atau peti mati zaman megalitikum.

Sarkofagus di Desa Patemon ini diyakini sebagai sarkofag terbesar di Pulau Jawa.

Harga tiket masuk Desa Patemon adalah gratis. Untuk menuju ke desa ini perlu jasa ojek wisata yang dibanderol Rp 20.000 per orang.

Baca juga: Ada Desa Purba di Jember, Tempat Ratusan Batu Zaman Megalitikum Terpendam

6. Kampung Praiyawang - Sumba

Desa wisata megalitikum berikutnya adalah Kampung Praiyawang yang berlokasi di Desa Rindi, Kabupaten Suma Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain menyaksikan peninggalan megalitikum, pengunjung juga bisa merasakan kentalnya adat istiadat di perkampungan Sumba.

Kesan kuno nan magis di Kampung Praiyawang tampak dari arsitektur rumah dan barisan kuburan tua yang ada di sana.

Harga tiket masuk Kampung Praiyawang dipatok sekitar Rp 15.000.

Sumber:
Kompas.com
Kemenparekraf.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

Regional
Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Regional
Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

Regional
Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com