KOMPAS.com - Peran ulama dan kiai dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sangat besar. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ulama yang diberi gelar Pahlawan Nasional.
Dalam data Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial (K2KRS) Kementerian Sosial, setidaknya ada banyak ulama yang bergelar Pahlawan Nasional.
Di antara mereka ada yang berjuang melalui pemikiran, pergerakan, bahkan ada yang memimpin langsung pasukan untuk melawan penjajah.
Baca juga: 12 Pahlawan Nasional Asal Sumut, Ada AH Nasution dan TB Simatupang
Berikut 8 kiai bergelar Pahlawan Nasional:
1. KH Hasyim Asyari
KH Hasyim Asyari adalah pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU).
KH Hasyim lahir di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur pada 10 April 1875.
Selain mendirikan NU, KH Hasyim juga memimpin pondok pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad ke-20, yaitu Pondok Pesantren Tebu Ireng.
KH Hasyim juga sebagai tokoh yang menggagas pendirian Tentara Sukarela Muslimin di Jawa yang bernama Hizbullah.
Hizbullah ini menjadi salah satu tentara rakyat yang berkontribusi besar dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
KH Hasyim Asyari meninggal dunia di Jombang pada 7 September 1947, dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 17 November 1964.
2. KH Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah. Melalui organisasi ini dia melakukan perjuangan di bidang pendidikan.
Dari Muhammadiyah lahir beberapa anak organisasi yang berjuang di medan sosial, seperti Aisiyah untuk perempuan, dan Hizbul Wathan.
KH Ahmad Dahlan juga dikenal aktif di beberapa organisasi seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam sebelum mendirikan Muhammadiyah.
Suami dari Siti Walidah yang juga bergelar Pahlawan Nasional ini meninggal dunia di Yogyakarta pada 23 Februari 1923.
Beliau dimakamkan di Brontokusuman, Mergangsang, Yogyakarta, dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 27 Desember 1961.
Baca juga: Singkatan Nama 12 Pahlawan Nasional yang Jarang Diketahui, Ada TB Simatupang hingga Buya Hamka
3. KH Samanhudi
KH Samanhudi lahir di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1878.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.