LARANTUKA, KOMPAS.com - Warga yang menamakan Aliansi Masyarakat Berjuang Merdeka Lewoingu (AMBML) mendatangi kantor Bupati Flores Timur (Flotim), NTT, Senin (3/1/2022).
Warga ingin menemui Bupati untuk menanyakan keputusannya yang batal melantik Kades Lewoingu.
Baca juga: Lawan Polisi Saat Patroli Malam Tahun Baru, 2 Pemuda di NTT Ditangkap
Situasi cukup memanas saat warga sudah lama menunggu, namun bupati tidak bisa ditemui.
Karena gagal bertemu Bupati Flotim, warga menggelar ritual adat dengan memotong seekor kambing di depan kantor Bupati.
Anak kambing warna hitam putih pun terpaksa dipotong di depan pintu masuk kantor bupati Flores Timur, setelah usaha negoisasi dengan pejabat pemerintah tak membuahkan hasil.
Ritual tersebut sering disebut dengan Robak Witi (tikam kambing).
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 2 Januari 2022
Kepala Desa Lewoibgu terpilih, Lambertus Lagowuyo Kumanireng, mengaku kesal dengan bupati yang membuat keputusan membatalkan pelantikan dirinya.
"Iya saya kecewa sekali. Saya katakan kalau buat seorang polisi, polisi menangkap orang yang benar. Dia salah tangkap. Kecewa sekali," ungkapnya kepada awak media, Senin siang.
Langkah selanjutnya, pihaknya bersama masyarakat akan melakukan tekanan dan gelar sumpah adat.
"Yang benar selamat, yang salah mati," tukasnya.
Baca juga: Buntut OTT Jaksa di NTT, Kadis PUPR TTU Dipanggil Kejaksaan Agung