Namun, semenjak pandemi melanda, menurut Pramono DLH Kota Jambi kesulitan anggaran. Untuk mengatasinya, mereka berinisiatif untuk melakukan budidaya atau pembibitan sendiri.
Beruntung, Pemkot Jambi bisa mendapatkan hingga 1.000 bibit pohon pelindung secara cuma-cuma dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Batanghari.
“Kita ajukan proposal, kita ambil bibit pohon yang berumur satu tahun. Lalu kita besarkan hingga tinggi 2 meter, baru kita tanam di kawasan RTH karena pohon yang minimal tinggi 2 meter yang sudah memiliki fungsi pelindung,” kata Parmono. “Secara alamiah pohon tersebut juga sudah bisa menyerap emisi karbon."
Baca juga: Diduga Setrum Selingkuhan Istrinya, Oknum Kades Diperiksa Polisi
Sepanjang tahun 2020 dan hingga Juni 2021, tercatat Pemerintah Kota Jambi telah memanam 946 batang pohon pelindung dengan jenis mahoni, tabebuya dan ketapang kencana.
Sedangkan untuk bibit tanaman hias, dalam periode yang sama. Pemerintah Kota Jambi telah menanam 24.142 bibit berupa tanaman jenis asoka, soni india, hanjuang, lili paris, kana, begonia, tricolor, bakung, kaladi dan lolipop.
Bukan hanya persoalan minimnya anggaran yang dihadapi DLH Kota Jambi, mereka juga kewalahan dengan kurangnya jumlah tenaga kerja.
Saat ini, dengan luas Kota Jambi 205,4 km persegi, pihaknya hanya memiliki 160 pekerja harian lepas (PHL) yang terdiri dari 90 tenaga perawat taman, 28 tenaga pemotong rumput, 18 tenaga pemeliharaan pohon pelindung dan 24 tenaga di bagian pembibitan.