Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HB X Terima Laporan BIG, Banyak Lahan di Lereng Gunung Merapi Rusak karena Tambang

Kompas.com - 20/12/2021, 17:22 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Informasi Geospasial (BIG) melaporkan hasil pemetaan lahan pertambangan di lereng Gunung Merapi ke Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (HB X).

Dari pemetaan yang telah dilakukan ada banyak lahan pekarangan yang rusak akibat pertambangan.

"Ada permintaan dari (pemerintah) DIY untuk melakukan pemetaan lahan tambang di seluruh lereng Merapi," ujar Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Muh Aris Marfai di Kepatihan, Senin (20/12/2021).

Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran, Jarak Luncur 2.000 Meter

Aris Marfai menyampaikan telah melakukan pemetaan lahan pertambangan di lereng Gunung Merapi.

Hasil pemetaan tersebut kemudian dilaporkan langsung kepada HB X.

"Hari ini kita menyampaikan hasil pemetaan yang sudah kita laksanakan. Kita sampaikan kepada Beliau (Sri Sultan HB X) ada lahan SG (Sultan Ground) yang terkena pertambangan termasuk pertambangan yang tidak berizin atau ilegal," ucapnya.

Selain itu, dari hasil pemetaan di lereng Gunung Merapi ada banyak lahan pekarangan yang rusak akibat pertambangan.

Baca juga: Dianggap Serius, Kondisi Kubah Lava Gunung Merapi Terus Dipantau

Kemudian adanya lahan yang awalnya pertanian menjadi pertambangan.

"Kerusakan lahan pekarangan akibat pertambangan itu sudah banyak dan semakin bertambah. Yang kedua, perubahan lahan dari sawah menjadi lahan yang ditambang itu banyak sekali dan tentunya itu merusak lingkungan dan ini sudah kita laporkan agar mendapatkan tindak lanjut," tegasnya.

Menurut Aris Marfai, pada 2022 pemetaan di lereng Gunung Merapi masih akan dilakukan.

Pemetaan tersebut untuk melihat secara lebih rinci seberapa besar kerusakan akibat dampak aktivitas pertambangan.

"Kita akan memetakan Sultan Ground (SG) berapa yang terdampak rusak, berapa yang masih bagus, kaitanya dengan lingkungan di Lereng Merapi, termasuk lahan pekarangan berapa yang rusak dan berapa yang masih bagus. Sehingga program recovery atau restorasi menjadi tepat sasaran," tandasnya.

Baca juga: Sultan HB X Sebut Gunung Merapi Alami Status Siaga Terlama, Minta Jalur Evakuasi Diperbaiki

Aris Marfai mengungkapkan disaat melaporkan hasil pemetaan, HB X memberikan beberapa masukan.

Terutama terkait dengan kerusakan lahan di lereng Gunung Merapi akibat aktivitas pertambangan ilegal yang sudah melampaui batas, khususnya di lahan pekarangan atau bukan lahan tambang.

"Beliau (Sri Sultan HB X) tadi menyampaikan kalau memang di area tambang ada izinnya dan itu terbatas kemudian ada ukuranya itu diperkenankan. Tetapi yang merusak lingkungan, yang sampai di pekarangan ada yang 10 meter, 5 meter menjadikan lubangan yang besar itu kalau bisa itu dihentikan, tidak ada lagi penambangan-penambangan ilegal," ucapnya.

Sementara itu Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum Sumadi mengatakan, rencananya akan ada MoU (memorandum of understanding) antara Pemda DIY dengan BIG terkait dengan penataan lahan di lereng Gunung Merapi.

Baca juga: HB X Sebut PKL Malioboro Tempati Lahan Orang: Mosok Enggak Dikembalikan

Selain itu dalam waktu dekat Sumadi akan mencocokan data yang ada di Pemda DIY dengan data hasil pemetaan BIG.

"Jadi mana-mana tanah yang ada kerusakan itu akan dioverlay nanti akan kelihatan mana yang harus ditindaklanjuti," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com