Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Berat, Mahriyeh Rela Jasad Suaminya Terkubur Material Erupsi Semeru untuk Selamanya

Kompas.com - 17/12/2021, 14:34 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

 

Sementara itu, Wagiman (60), suami Ni'ah, mengatakan bahwa hari ini, Jumat, merupakan hari terakhir masa perpanjangan pencarian korban erupsi Gunung Semeru oleh para relawan dan tim SAR.

"Kemarin banjir, jadi pencarian hari terakhir ditunda hari ini," kata Wagiman yang mengaku terus mendapatkan kabar perkembangan dari tetangganya yang bertahan di pengungsian.

Wagiman menyebutkan, sangat kecil kemungkinan jasad mertuanya itu dapat ditemukan. Sebab, ladang padi tempat Miran terakhir kali berada kini telah tertimbun oleh material awan panas Semeru setinggi puluhan meter.

"Letak ladang itu di pinggir aliran lahar Curah Kobokan. Di belakang ladang ada tebing. Letak ladang rendah, jadi kira-kira tertimbun pasir hingga 50 meter tebalnya," jelasnya.

Menjaga padi dari serbuan monyet

Pada Sabtu (4/12/2021) pagi sebelum kejadian bencana awan panas Semeru, Mahriyeh masih mengantarkan bekal makan untuk Miran yang sudah dua hari menjaga tanaman padinya dari serbuan kawanan monyet.

Ladang padi itu letaknya cukup jauh dari rumah mereka. Bagi Miran yang sudah tak dapat berjalan normal karena usia, butuh waktu satu jam untuk tiba di ladang yang lokasinya berimpitan dengan aliran lahar Gunung Semeru.

Biasanya, Miran tidak sendirian menjaga tanaman padi yang tinggal menunggu beberapa hari lagi untuk dipanen. Mahriyeh biasanya menemani Miran menginap di gubuk bambu yang ada di lahan padinya. Apalagi, pasangan kakek nenek itu memang ke mana pun selalu berdua.

Baca juga: Kapolda Jatim: 28 Jenazah Korban Erupsi Gunung Semeru Telah Diambil Keluarga

Namun, beberapa hari sebelum ada awan panas, penyakit batuk dan sesak napas Mahriyeh kambuh sehingga tidak menemani Miran menginap.

Lalu, ketika mengirimkan bekal makan untuk suaminya, Mahriyeh meminta Miran untuk pulang karena adanya peringatan bahaya banjir lahar dingin akibat curah hujan di lereng Semeru yang tinggi.

"Tapi, bapak tidak mau pulang. Katanya biarkan saja kena banjir. Bukan hanya Emak, saya juga ikut membujuk Bapak untuk pulang saja," kenang Wagiman.

Menurut Wagiman, hasil panen padi dari lahan itu sebenarnya tidak seberapa. Namun, Miran dan Mahriyeh selalu menjaganya supaya tidak merepotkan anak mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com