KOMPAS.com - Peristiwa Gunung Semeru meletus benar-benar menyisahkan kisah pilu. Salah satunya adalah kisah Nemo, seekor anjing yang setia menunggu tuannya pulang.
Anjing jenis mix herder itu ditemukan relawan dalam kondisi hidup di Dusun Curah Koboan, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang.
Pasca-erupsi, pada Sabtu (14/12/2021), anjing itu berkeliaran selama 12 hari di sudut-sudut permukiman yang masuk zona berbahaya erupsi susulan.
Diduga kuat, hewan berbulu itu sedang menunggu tuannya.
Baca juga: Kapolda Jatim: 28 Jenazah Korban Erupsi Gunung Semeru Telah Diambil Keluarga
Kisah haru anjing Nemo diungkap oleh Founder Animals Hope Shelter, Christian Joshua Pale.
Ia bercerita, keberadaan Nemo kali pertama diketahui oleh Tim Sar Baret Nasdem yang membantu melakukan operasi SAR pencarian korban di Dusun Curah Kobokan.
Namun, Nemo selalu kabur saat didekati oleh para anggota tim SAR sehingga petugas kesulitan mengevakuasi Nemo.
"Nemo ini anjing milik salah seorang warga. Dia biasa jaga lahan kebun milik tuannya. Tuannya diduga meninggal jadi korban erupsi," kata Christian.
Baca juga: Profil Soe Hok Gie, Aktivis yang Meninggal di Semeru 16 Desember 1969
Berdasarkan keterangan warga sekitar, selama 12 hari pasca-erupsi, Nemo bertahan di Curah Kobokan tanpa makan dan minum.
Nemo hanya makan dari nasi bungkus sisa para relawan. Ia berlari ke sudut-sudut kampung, seperti sedang mencari keberadaan tuannya.
"Kemungkinan dia mencari karena bertahan 12 hari tanpa makan dan minum, sampai mengalami ISPA, batuk-batuk. Tuannya diduga sudah meninggal," kata dia.
Baca juga: 13 Hari Pencarian, Tim SAR Temukan 48 Jenazah Korban Erupsi Gunung Semeru, 36 Masih Hilang
Setelah diikuti, Nemo berhenti di salah satu timbunan material vulkanik.
Relawan yang mencurigainya kemudian meminta bantuan TNI dan anjing K-9. Lokasi itu diendus dan digali.
Ternyata ada tiga jenazah tertimbun material vulkanik.
Baca juga: Operasi Pencarian Korban Erupsi Gunung Semeru Ditutup