Nuli mengaku tertipu habis-habisan oleh agen TKI.
Bahkan perhiasan emas yang melekat di badan, kalung, cincin dan gelang, diminta agen dengan alasan akan disimpankan dan untuk jaga jaga supaya tidak disita majikan nantinya.
Meski sedih dan takut, ia sama sekali tak berdaya.
Saat disekap selama delapan tahun sekalipun, Nuli yang putus sekolah ini hanya bisa pasrah dan terpaksa terus bekerja.
"Saya sendirian dan tidak mengenal siapapun karena begitu saya datang, majikan kurung saya. Saya tidak pernah lihat uang ringgit seperti apa, baru saya tahu uang ringgit waktu cucikan pakaian majikan yang kebetulan ada uang tertinggal di sakunya," tuturnya.
Nuli bahkan mengira uang tersebut uang mainan karena hanya tertulis dua angka.
Berbeda dengan uang rupiah yang dimulai dari Rp 100 sampai Rp 100.000 dengan tulisan angka yang lebih banyak.
Di tengah keputusasaan dan kondisi yang terasa demikian menyiksa, ada orang lewat yang selalu melihatnya bersedih di jendela.
Orang tersebut menunjukkan ponsel yang tidak dimengerti oleh Nuli.
"Orang itu bersedia pinjamkan HP supaya saya bisa menelfon orang meminta bantuan. Tapi saya tidak tahu bagaimana saya memakai HP, selama saya hidup baru saat itu saya memegang HP, lagian siapa mau saya panggil? Keluarga di kampung tidak ada HP,’’tambahnya.
Dengan heran, orang tersebut akhirnya menyarankan untuk lari saja dari pada menghabiskan hidup sebagai pembantu yang tidak pernah digaji dan hanya diperas tenaganya seumur hidup.
"Sepertinya Tuhan sudah atur semua, saat itu majikan lupa kunci pintu karena terburu buru, saat itulah saya lari tanpa memikirkan bagaimana nanti. Saya merasa bebas setelah sekian lama, tapi saya juga bingung harus kemana," kata Nuli.
Pengetahuannya yang terbatas karena hanya bersekolah sampai kelas IV SD membuatnya lama bersembunyi di perkebunan kelapa sawit.
Baca juga: Seorang Siswa SMA di Batam Jadi Tekong Penyelundupan TKI Ilegal
Pelariannya tidak sia sia, ia bertemu dengan pemuda dari NTT bernama Petrus Romanus Meaw yang juga seorang TKI.
Prihatin dengan kondisi Nuli, Petrus akhirnya mengajaknya dan memintanya tinggal sementara di mess tersebut.
"Saya tinggal dengan dia, selama itu saya melihat Petrus orangnya tulus. Dia meminta saya tidak lagi bekerja, dia janji semua kebutuhan akan dia tanggung. Itu yang membuat saya kemudian memutuskan untuk menjadikannya pasangan hidup," kata Nuli.